METODE
      Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yang mana pengertian dari pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai situasi dan kejadian yang ada. Menurut Sugiyono (2022), metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Rumusan masalah yang ada dapat memandu jalannya penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur.
      Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan cara mengkaji studi literatur yang telah ada dan menemukan hasil dari pembahasan penelitian yang sedang dipermasalahkan, yaitu mengenai siswa yang memiliki rasa ketidakpercayaan terhadap konselor yang ada di sekolahnya. Analisis data dapat digunakan dengan tahapan: (1) pemilihan sumber, (2) pengumpulan data, (3) klasifikasi, (4) analisis, (5) interpretasi, dan (6) penyajian (Zed. M, 2008).
Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
      Dalam sebuah jurnal penelitian (Zuli dkk. 2015) dikatakan bahwa dari 103 subjek dalam penelitian, terdapat 1 siswa memiliki minat konseling yang sangat tinggi, 23 siswa tinggi, 69 siswa rendah, dan 10 siswa sangat rendah. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa masih banyak siswa yang memiliki minat rendah terhadap konseling. Melalui wawancara, diketahui bahwa salah satu penyebab rendahnya minat konseling siswa adalah tidak percayanya siswa dengan guru bimbingan dan konseling mereka. Siswa merasa takut jika ceritanya akan dibicarakan kepada orang lain dan takut untuk datang ke ruang bimbingan konseling juga merupakan alasan lainnya. Selain itu, sifat dan sikap guru bimbingan dan konseling menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kedekatan siswa dan minat mereka untuk melakukan konseling. Di atas semuanya, persepsi yang sudah melekat dalam pikiran siswa menjadi faktor utama yang menghalangi minat siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling.
      Data di atas dapat menunjukkan jika kepercayaan siswa pada guru BK masih terbilang cukup rendah. Hal ini dapat dikaitkan dengan siswa berupa anak remaja yang saat ini sedang duduk di bangku SMA, yang mana pada saat ini usia mereka masih berkisar di antara 15-18 tahun. Para remaja tersebut memang berada di dalam usia yang rentan banyak berpikir, baik itu terhadap pencarian jati dirinya, masa depan yang akan datang, perguruan tinggi, masalah keluarga, dan lain-lain. Mereka cenderung menyimpan permasalahan yang mereka miliki sendiri sehingga mereka tidak memiliki tempat untuk bercerita terhadap orang lain.
      Hal ini dapat menghasilkan sebuah fakta baru yang dimana faktor penyebab dari anak-anak remaja terutama siswa SMA tersebut merasa enggan untuk membagikan cerita maupun masalah mereka terhadap orang lain adalah karena mereka memiliki kepercayaan yang cenderung rendah kepada orang lain. Banyak dari mereka yang merasa takut untuk bercerita, terutama kepada guru BK atau konselor sekolah mereka. Hal ini juga disebabkan karena banyaknya rumor yang beredar jika guru BK atau seorang konselor sekolah tidak bisa menjaga rahasia mereka dengan baik, sehingga mereka memiliki persepsi jika guru BK bukanlah orang yang tepat untuk dijadikan sebagai teman curhat.
Â
Pembahasan