Pendekatan Guru BK untuk Membangun Kepercayaan Siswa
      Pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru BK adalah dengan melakukan layanan bimbingan klasikal di SMA yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepercayaan siswa terhadap guru bimbingan dan konseling (BK). Layanan ini dapat dilakukan secara langsung dengan siswa dalam satu rombongan belajar, memungkinkan guru BK untuk berinteraksi secara lebih dekat dan memahami kebutuhan individu siswa. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal, guru BK menggunakan berbagai metode seperti diskusi, bermain peran, dan ekspositori untuk memfasilitasi proses belajar siswa dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
      Adanya layanan bimbingan klasikal ini, memudahkan guru BK untuk melakukan pendekatan secara langsung terhadap siswa. Hal ini dapat terjadi dikarenakan di saat proses bimbingan klasikal sedang berlangsung, di situ terdapat sebuah interaksi antara guru BK dan juga siswa. Dari sinilah siswa akhirnya dapat membangun kepercayaan mereka kembali terhadap guru BK di sekolah mereka. Pada layanan bimbingan ini, guru BK juga membantu untuk menjelaskan dan mencoba untuk meyakinkan kepada siswa jika apapun yang akan mereka ceritakan nanti akan dijaga sesuai dengan asas kerahasiaan yang ada, dan dapat dijamin jika masalah mereka nanti tidak akan tersebar.
Dalam layanan bimbingan klasikal, guru BK juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya kepercayaan diri dalam berbagai aspek kehidupan. Guru BK juga membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapi, seperti kebingungan dalam memilih jurusan di perguruan tinggi dengan memberikan informasi yang relevan dan bantuan dalam mengambil keputusan yang tepat.
Layanan bimbingan klasikal di SMA juga membantu guru BK dalam meningkatkan kepercayaan siswa terhadap diri mereka sendiri. Guru BK dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya kepercayaan diri dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada di dalam hidup mereka.
Penerapan Konseling CBT terhadap Siswa SMA
      Aaron T. Beck mendefinisikan Cognitive Behavior Therapy sebagai pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan klien pada saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang, pendekatan konseling ini didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu pada keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Konseling Cognitive Behavioral Therapy (CBT) telah terbukti menjadi pendekatan yang efektif dalam membantu siswa SMA mengatasi berbagai masalah mental dan emosional terutama dalam meningkatkan kepercayaan kepada orang lain (Rani, dkk. 2022). Dengan fokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku, CBT memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengubah pola-pola negatif menjadi positif, terutama dalam membantu mengatasi permasalahan mereka dan mengubah persepsi mereka. Hal ini dapat dirumuskan dengan langkah sebagai berikut :
- Evaluasi dan Identifikasi Masalah
Konselor perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap siswa untuk memahami masalah atau tantangan yang dihadapinya. Ini bisa meliputi wawancara, observasi, dan penggunaan alat evaluasi psikologis yang relevan. Identifikasi masalah yang spesifik akan membantu menentukan fokus dan tujuan konseling.
- Kolaborasi dengan Siswa
Konselor atau guru BK melibatkan siswa secara aktif dalam proses konseling. dengan menjelaskan konsep dasar CBT kepada mereka dengan bahasa yang sesuai dengan pemahaman mereka. Konselor juga membuat tujuan bersama untuk sesi konseling, sehingga siswa merasa memiliki tanggung jawab dalam perubahan yang ingin dicapai.
- Pemahaman Pikiran-Perasaan-Perilaku
Siswa perlu memahami bagaimana pikiran mereka memengaruhi perasaan dan perilaku mereka. Konselor dapat menggunakan diagram lingkaran CBT untuk membantu siswa memvisualisasikan hubungan ini. Dengan menyadari pola-pola pikiran yang negatif dan distorsi kognitif, siswa dapat belajar menggantikannya dengan pikiran yang lebih realistis dan adaptif.
- Teknik Kognitif
Siswa dapat diperintahkan untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran-pikiran negatif atau distorsi kognitif yang mungkin mereka alami. Ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang memicu refleksi, seperti "Apakah ada bukti yang mendukung pikiran ini?" atau "Apakah ada cara lain untuk melihat situasi ini?" Latihan ini membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk mengelola pikiran mereka dengan lebih baik.
- Teknik Perilaku