Mohon tunggu...
Nabila Kleib
Nabila Kleib Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Sometimes, we just can't be a right one, and a nice one at the same time.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sentuhan Lara

2 Agustus 2016   23:42 Diperbarui: 2 Agustus 2016   23:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sentuhan lara merasuk dada. 

Bertatih menerpa tiupan kalbu 

Sisi hitam mengerang, menerjang sendu 

Tak adakah hujan yang membasuh sunyi, 

atau serpihan asa menghanyutkan rasa? 

Torehan langit bersandiwara, 

memainkan nyanyian sang awan, 

yang melebur hujan tak terbendung. 

Sebuah kiasan menghias pandangan,

mengaburkan makna ketenangan jiwa.

Namun, separuh langkah terlanjur menghirup hampa,

menjadikan senyuman mengasingkan fakta.

Sayap mengepak, menuntut sang angin.

Tetapi, hanya sepatah syair menemani kesendirian.

Sebilah rasa menguras separuh isi hati,

menoreh tanya dalam tiupan senja.

Pada akhirnya, sentuhan malam memanggil semu,

dan para lara mulai terlelap dalam kegelapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun