Mohon tunggu...
Nabila Khusna
Nabila Khusna Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Ketika mulut tak lagi dapat berbicara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Inikah Amorfati?

24 Januari 2025   11:42 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia hanya memberi, lalu merengkuh

Kuseduh pahitnya takdir dalam cangkir

Menyeruput hingga lidahku lupa rasa manis

Namun, bukankah pahit adalah hidup? 

Bukankah hitam adalah syair yang tak kasat mata? 

Aku mencintai apa yang tak kupilih

Memeluk yang membentur tulang rusuk ku

Dalam keruntuhan, aku berdiri

Dan pada takdir yang tak pernah berbelok

Aku tersenyum

Sebab ia adalah aku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun