Mohon tunggu...
Nabila Indah Prilia
Nabila Indah Prilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010057

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E, Ak.,M.Si.,CIFM.,CIABV.,CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Mangkunegara pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi

27 November 2024   14:03 Diperbarui: 28 November 2024   12:59 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri, Tugas Besar Etika UMB, Prof Dr Apollo

Tiga martabat manusia yang menjadi indikator utama kualitas kehidupan seseorang. Ketiga martabat ini saling berkaitan dan menjadi landasan dalam filosofi Jawa, khususnya dalam membangun karakter manusia yang paripurna. Berikut penjelasannya:

  • Wiryo (keluhuran) > Keluhuran mencerminkan nilai-nilai moral, kehormatan, dan kebijaksanaan seseorang. Dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin yang memiliki wiryo adalah individu yang dihormati karena karakter luhur, integritas, dan kearifannya dalam bertindak. Keluhuran juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menahan diri dari tindakan tercela.
  • Arto (kekayaan) > Kekayaan di sini bukan hanya dimaknai sebagai materi, tetapi juga meliputi kekayaan batin, seperti kepuasan hati, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk berbagi dengan orang lain. Seorang pemimpin yang ideal tidak hanya mengejar kekayaan duniawi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan antara kepemilikan materi dan nilai-nilai spiritual.
  • Winasis (ilmu pengetahuan) > Ilmu pengetahuan adalah landasan utama untuk mencapai keluhuran dan kekayaan. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, baik dalam hal ilmu duniawi maupun ilmu spiritual, sehingga mampu memberikan keputusan yang tepat dan adil bagi masyarakatnya. Dalam budaya Jawa, seseorang yang winasis dianggap mampu melihat jauh ke depan, memahami akar persoalan, dan memberikan solusi yang bijak.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Ajaran-ajaran dalam Serat Wedhatama ini tetap relevan dalam konteks kehidupan modern, terutama dalam membangun karakter pemimpin yang ideal. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan seperti saat ini, seorang pemimpin perlu memiliki:

  • Kemampuan mengendalikan diri > Pemimpin modern sering dihadapkan pada godaan seperti kekuasaan, popularitas, dan kekayaan. Ajaran untuk mengurangi hawa nafsu tetap relevan agar pemimpin tidak terjebak dalam korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
  • Dedikasi untuk bekerja keras > Kedisiplinan dan pengabdian yang tanpa henti, seperti yang dicontohkan oleh Ngaksiganda, sangat penting bagi pemimpin yang ingin membawa perubahan positif dalam masyarakat.
  • Keseimbangan antara ilmu, moral, dan materi > Pemimpin yang ideal harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan manajemen kekayaan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan berkeadilan.

Sumber: Dokpri, Tugas Besar Etika UMB, Prof Dr Apollo 
Sumber: Dokpri, Tugas Besar Etika UMB, Prof Dr Apollo 

Kepemimpinan Mangkunegara IV tidak hanya didasarkan pada kecakapan administratif atau kekuasaan, tetapi juga pada nilai-nilai kebijaksanaan yang tercermin dalam filosofi Jawa dan lakon-lakon wayang yang mengandung pelajaran moral yang dalam. 

Salah satu karya yang menginspirasi Mangkunegara IV adalah Serat Wedhotomo yang ditulis oleh Raden Mas Sudiro, yang mengandung berbagai kisah dan keteladanan dalam wayang. Dalam konteks ini, tiga tokoh wayang utama dalam Serat Tripama atau Tripomo memberikan pelajaran tentang kepemimpinan dan nilai-nilai hidup yang relevan dalam setiap situasi.

  • Bambang Sumantri/Patih Suwanda (Guna-Kaya, Purun/Kemauan Keras) > Salah satu karakter wayang yang paling terkenal adalah Bambang Sumantri, yang terkenal dengan sifat guna-kaya, yang merujuk pada keinginan kuat untuk mencapai tujuan. Bambang Sumantri memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan apa pun yang diberikan kepadanya. Ia adalah karakter dalam kisah wayang yang memiliki semangat pantang menyerah, yang menunjukkan bagaimana seorang pemimpin harus memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuan dan mewujudkan keinginan yang lebih baik bagi rakyatnya. Keberanian dan tekad Bambang Sumantri menjadi teladan bagi pemimpin lain yang ingin terus berjuang meskipun menghadapi banyak tantangan. Sementara itu, Bambang Sumantri memiliki seorang adik yang bernama Sukrosono, seorang raksasa yang sangat kuat namun juga berpotensi berbahaya karena sifatnya yang cenderung kasar. Hubungan antara Bambang Sumantri dan Sukrosono mencerminkan bahwa seorang pemimpin juga harus bisa menyeimbangkan kekuatan dan keahlian yang dimilikinya dengan sikap bijaksana, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik semata.
  • Kumbakarna, Adik Rahwana (Cinta Tanah Air) > Dalam cerita Ramayana, Kumbakarna adalah adik dari raja raksasa Rahwana. Kumbakarna terkenal karena keberaniannya dalam peperangan, tetapi dia juga dikenal karena cintanya yang kuat terhadap tanah airnya. Kumbakarna adalah contoh pemimpin yang cinta dan setia terhadap negeri dan rakyatnya meskipun terpaksa bertempur dalam pertempuran besar. Kumbakarna menunjukkan bagaimana para pemimpin harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dia berjuang dengan sepenuh hati untuk menjaga kehormatan dan kebesaran negaranya.
  • Adipati Karna (Menepati Janji, Kesetiaan, dan Keteguhan) > Adipati Karna salah satu tokoh utama dalam epik Mahabharata, adalah contoh nyata dari pemimpin yang memiliki kesetiaan, keteguhan, dan komitmen untuk menepati janji, meskipun harus berhadapan dengan dilema moral yang besar. Karna, yang merupakan anak buangan Kunti dan saudara tiri dari Pandawa, tetap setia kepada Duryodhana, meskipun ia tahu bahwa pihak yang dibelanya tidak sepenuhnya benar. Karna mencerminkan kualitas pemimpin yang tidak hanya berpegang teguh pada janji dan kesetiaan, tetapi juga mengutamakan kehormatan, bahkan hingga akhirnya mengorbankan nyawanya di medan perang. Karna menunjukkan bahwa meskipun seorang pemimpin sering kali harus menghadapi pilihan sulit, ia tetap harus menepati janji dan memegang prinsip yang benar, bahkan dalam situasi yang paling berat. Ia menjadi simbol dari keteguhan dan kesetiaan kepada prinsip, yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin sejati.

Ketiga tokoh dari Serat Tripama---Bambang Sumantri, Kumbakarna, dan Adipati Karna---mengajarkan pelajaran penting mengenai kepemimpinan yang berbasis pada kemauan keras, cinta tanah air, serta kesetiaan dan keteguhan dalam menepati janji. Mangkunegara IV, sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, pasti terinspirasi oleh nilai-nilai ini dalam memimpin wilayah Mangkunegaran, dengan menekankan pentingnya integritas, cinta terhadap rakyat, dan komitmen untuk selalu berjuang demi kebaikan bersama.

Kesimpulan

Mangkunegara IV, yang hidup dari 1853 hingga 1881, adalah seorang pemimpin cerdas yang berhasil menggabungkan prinsip-prinsip kebatinan Jawa dengan reformasi struktural dalam pemerintahannya. Prinsip kebatinan yang dia pegang menjadi dasar moral untuk mengelola pemerintahan Kadipaten Mangkunegaran. 

Mangkunegara IV menanamkan nilai integritas dan pengabdian pada para pejabatnya melalui pendekatan yang berakar pada filosofi Jawa, seperti ajaran tentang wirya, arta, dan wisesa, yang merupakan kata untuk kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan yang digunakan dengan bijak.

Kebatinan yang diajarkan Mangkunegara IV menekankan pentingnya pengendalian diri (ngudi susila), pengabdian tanpa pamrih, serta keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Nilai-nilai ini menjadi dasar bagi upaya pencegahan korupsi dalam pemerintahan Mangkunegaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun