Menghubungkan parang dengan ekonomi berkelanjutan dapat membantu menjaga kelestarian parang. Misalnya, pengrajin dan produsen dapat memperluas pasar mereka dengan memperkenalkan produk parang yang inovatif dan menarik bagi konsumen modern. Dengan menciptakan permintaan yang berkelanjutan, parang akan tetap bernilai dan warisan budaya ini dapat terus dilestarikan.
Museum Sri Baduga sebagai Bentuk Cara Melestarikan Warisan Budaya
Museum Sri Baduga adalah sebuah museum yang didirikan sebagai bentuk pelestarian warisan budaya yang hampir punah, dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya. Museum ini menampilkan mulai dari arca-arca zaman megalitik, pakaian adat, rumah tradisional, perkakas, permainan, hingga alat musik tradisional.
Museum Sri Baduga menjadi tempat yang penting untuk belajar dan menghargai warisan budaya kita. Dengan upaya pelestarian ini, diharapkan parang dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian yang hidup dalam budaya dan identitas bangsa Indonesia.
Referensi
Karmila, I. (2018). KERAJINAN PANDAI BESI MASYARAKAT DI DESA LIMBANG JAYA KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR (Tinjauan Historis) (Doctoral dissertation, UIN RADEN FATAH PALEMBANG).
Busenda, A. Z., Sayamar, E., & Kausar, K. Analysis Local Wisdom of Rice Plants in Nagari Simpuruik Subdistrict Sungai Tarab Tanah Datar Regency West Sumatera Province (Doctoral dissertation, Riau University).
Nurislaminingsih, R., Erwina, W., & Rohman, A. S. (2019). Pemetaan pengetahuan lokal Sunda dalam koleksi di Museum Sri Baduga. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 5(2), 109-120.
Nugraha, S., & Lubis, N. H. (2017). Kota Sukabumi: dari distrik menjadi Gemeente (1815-1914). Patanjala, 9(3), 291907.
Suryana, A., Pajriah, S., Nurholis, E., & Budiman, A. (2023). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Dokdak Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Berbasis Budaya Galuh. Jurnal Artefak, 10(1), 105-116.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H