"Anjingnya juga ditemuin mati disebelah bapaknya itu.. Sedih.. Mirip film.." lanjutnya.
"Kata mama tadi pagi, bapaknya itu udah meninggal lima hari yang lalu. Kalo anjingnya baru aja tadi siang katanya.."
Yang terakhir dari adikku cukup membuatku tersentak. Bibirku terlihat bergetar. Dalam benakku, aku menghitung sudah empat hari aku bertemu anjing itu, dan tadi pagi adalah yang terakhir sebelum akhirnya dia menyerah. Adikku berkata lima hari, dan aku membayangkan anjing tersebut menunggu majikannya yang tidak sadarkan diri selama seharian, sebelum akhirnya kemari dan berlaku "gila". Tidak, aku sudah salah menyebutnya gila..
Rasa penasaranku dijawab oleh kisah yang sungguh memilukan. Aku memutuskan tidak ikut makan bersama, dan memilih untuk sembahyang di kamar.
Selesainya, aku membuka laptopku, dan mengetik beberapa kata yang sebentar lagi akan kuakhiri. Kata-kata di bawah ini sekilas memang tidak ada hubungan eratnya dengan cerita sebelumnya. Namun, kali ini, dari seekor anjing "gila" aku belajar.. bahwa,
Menyampaikan sesuatu terkadang terasa begitu sulit, coba saja terus.. Suatu ketika, bagian akhirnya akan datang. Biarlah yang datang itu, yang menyampaikan dan membuat semua paham akan maksud kita
-TAMAT-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H