Mohon tunggu...
Muhammad Zuhair Yahya
Muhammad Zuhair Yahya Mohon Tunggu... -

Belajar Bercerita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seekor Anjing Gila

27 Juli 2014   09:47 Diperbarui: 22 Juli 2015   23:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya.." balasku sembari memposisikan tubuhku untuk kembali berdiri dari posisi berbaring sebelumnya. Aku melihat adikku yang sebelumnya menghampiriku, berlalu menjauh menuju ruang sebelah-tempat komputer terpasang-namun tidak sampai ambang pintu kamarku, dia menoleh, dan kemudian menghampiriku lagi.

"Ayolah, kak buruan.. Aku mau ngelanjutin buat tugas habis itu.." katanya kemudian.

Aku mengiyakan kembali, dan berjalan mengikutinya.

Sesuatu yang cukup mengejutkan bagiku, pagi ini, ketika aku hendak menuju kampus. Aku membuka pintu rumahku dan mendapati seekor anjing tengah tertidur tidak jauh dari teras rumahku. Anjing yang tidak lain adalah anjing yang setiap sore bertingkah laku janggal itu. Ini masih lama dari jam masuk kuliah, pikirku, yang kemudian datang menghampiri anjing tersebut.

Memang menjadi sifat dasar anjing yang peka saat sesuatu mendekatinya, sehingga anjing tersebut dengan sigap sudah merubah posisinya. Aku berjongkok, dan anjing itu duduk di hadapanku. Dan untuk suatu hewan yang kukatakan gila, anjing ini ternyata cukup jinak.

"Jujur saja, aku agak bingung melihat tingkah lakumu.." kataku berharap anjing itu mengerti, dan membalas perkataanku-namun tidak mungkin.

"Sebenarnya apa maksudmu?" tanyaku kemudian. Dasar, sampai kapanpun dia gak akan bisa jawab, pikirku.

"Aku gak tahu maksudmu datang kemari.. Dan berhubung aku hendak berangkat ke kampus, lebih baik kamu pergi saja. Kalau ibuku liat kamu, bisa-bisa kamu dilempar sandal" ucapku. "Jadi, nanti datang lagi ya kemari, ketika aku lagi di rumah.. Sekarang.." aku memotong ucapanku dan memberi isyarat dengan tanganku agar anjing tersebut segera pergi-isyarat yang lembut.

Namun, hingga aku menyerah, berlalu menuju kampus dan menoleh sebentar ke belakang, anjing itu belum juga pergi dari sana.

Sekali lagi, aku katakan kasus ini unik, sangat unik. Sehingga di kampus, aku rasa kuping teman-temanku harus siap mendengarnya. "Iya, janggal banget.. Setelah menghampiri orang, dia bukannya pergi malah menjauh terus menoleh, dan mendekat lagi, menggonggong lagi.. Anjing gila.." kataku di tengah obrolan seru bersama teman-temanku. "Tingkah lakunya bener-bener mirip sama adikku kalau ada sesuatu dan aku malas ikut sama dia.. Dia balik lagi, terus minta aku buat cepetan ikutin dia.." Disinilah ceritaku terpotong. Seketika aku menyadari maksud dari si anjing, sebelum akhirnya dosen masuk dan membuatku sulit fokus karena terus terbayang-bayang akan sesuatu,

Dia menginginkan seseorang untuk ikut bersamanya.                                     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun