Mohon tunggu...
Muhammad Meiza Fachri
Muhammad Meiza Fachri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Hit Harder

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hipokritas pada CAATSA: Quo Vadis Dualitas Alutsista Indonesia

18 April 2022   05:50 Diperbarui: 25 April 2022   19:28 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi CAATSA yang kerap kali menghadang transaksi alutsista dari Rusia. Sumber : newindianexpress.com

Sistem Pertahanan Udara (Land-to-Air) S-400 Triumf Rusia. sumber : id.rbth.com
Sistem Pertahanan Udara (Land-to-Air) S-400 Triumf Rusia. sumber : id.rbth.com

Kasus Turki

Republik Turki diberikan sanksi keras oleh AS karena pemerintahan Erdogan yang bersikeras ingin membeli sistem pertahanan Rudal S-400 Triumf dari Rusia dan menolak pilihan alternatif dari AS berupa sistem pertahanan misil Patriot.  

Setelah tetap bersikeras memilih S-400 dan tidak menggubris ancaman-ancaman sanksi yang dikeluarkan AS. Pada Desember 2020, melalui Sekretaris Negara, Mike Pompeo, secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap Turki. Imbas dari sanksi ini membuat Turki harus merelakan "dibuang" dari proyek pesawat tempur generasi lima dari blok Barat yang memproduksi dan mengembangkan pesawat F-35, yakni Joint Strike Fighter (JSF) Program.  

Kasus India

Sama seperti Turki, India juga berminat untuk membeli alutsista milik Rusia. Pada 2018, India di bawah pemerintahan Modi berminat membeli sistem S-400 Rusia dengan kontrak senilai $5 Miliar Dolar untuk kepentingan keamanan nasionalnya. Pemilihan ini sendiri, utamanya disebabkan karena S-400 dianggap lebih cocok untuk India yang 70% lebih alutsistanya adalah buatan atau kerja sama dengan Rusia.

Pada awalnya, India sempat diancam sanksi (secara tidak langsung) oleh Amerika Serikat. Namun, hampir 4 tahun sudah ancaman tersebut dilayangkan, dan dua presiden berganti. Tetap tidak ada tindakan pasti yang diambil AS terhadap India.  

Mengapa Perlakuan AS berbeda terhadap India ?

Dilansir dari media TRT Worlds, pada 26 Oktober 2021 kemarin, Mark Warner dan John Cory, dua Senator penting AS, mengirimkan sebuah surat kepada Presiden Joe Biden yang meminta agar AS memberikan "Pengecualian CAATSA" kepada India untuk memajukan Kepentingan keamanan nasional AS.

Lebih lanjut, Mantan Director-General Corps of Army Air Defence India, Vijay Kumar, melalui media yang sama, juga mengatakan, bahwa jika AS menurunkan sanksinya kepada India, maka sanksi tersebut dapat merusak hubungan ekspor pertahanan bilateral dari kedua negara yang telah dibangun selama lebih dari 30 tahun.  Sehingga, agak sedikit mustahil bagi Washington untuk mengorbankan pasar potensial untuk pemasaran alutsistanya hanya karena pembelian S-400.

Selain itu, banyak para pejabat tinggi AS yang menekankan akan pentingnya India bagi AS. Mantan Duta Besar Amerika Serikat, Kenneth Juster, misalnya, mengatakan, bahwa Washington harus memberikan "pengecualian" kepada pembelian S-400 oleh India demi tujuan kebijakan yang lebih luas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun