" Nanti kalau papa dan mama sudah resmi berpisah, Luna tetap bisa kok. Ketemu sama papa. Mama tidak akan larang .... "
" Ma .... "
" Iya ? "
" Kasih tahu Luna alasannya .... kenapa mama harus pisah sama papa ? " mendadak aku sudah tidak berniat memutar music yang ada di snowball tersebut. Ku letakan begitu saja di samping mama. Mama menghela nafas pendek.
" Nanti, kalau Luna sudah besar. Mama akan kasih tahu alasannya .... " mama mengelus rambutku, namun ini adalah pertama kalinya aku menepis tangannya.
" Luna sudah besar, sudah kelas 7 SMP .... "
" Nanti kalau Luna sudah SMA , mama akan cerita, kenapa mama harus pisah sama papa "
" Kalau memang Luna harus menunggu alasanya, selama itu .... bisakah mama pisah ketika Luna sudah SMA ? " entah mengapa mataku berkaca-kaca. Aku tidak paham, dan berusaha mencerna apa maksud mama. Begitu banyak ucapan-ucapan yang menganggu di pikiranku. Berisik sekali !
" Bisa diam tidak ! " aku kaget dengan suaraku sendiri, ia membentak --- tapi aku tidak membentak mama.
" Luna ? Are you ok ? "
" No, I'm not ... "