Mohon tunggu...
mutya febby mulyana
mutya febby mulyana Mohon Tunggu... Akuntan - (pelajar)

SMAN 2 KOTA MAGELANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Kenangan

16 November 2020   00:18 Diperbarui: 20 November 2020   21:23 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          "Van, ke-napa? Jangan bikin sedih gini dong, Van jelasin!!!! Kenapa kayak gini!" tampak mata Viola sudah berbinar binar.

          "Ini saatnya buat aku cerita... Maaf kamu tau disaat kayak gini, mungkin ini menit menit terakhirku. Aku sebenernya dah lama sakit La, cuman aku engga mau kamu khawatir dan kamu nanti jadi kepikiran. Dari 5 bulan yang lalu, aku baru tau kalau aku kena Kanker Otak Stadium 4... Aku mohon kamu jangan kaget."

          "Hah gimana!!?! Apa? Kenapa? Kenapa aku nggak tau apa apa, selama ini kamu terlihat sehat. Bahkan tadi kita masih ketawa tawa bareng. Kenapa Van? Kenapa harus disaat kayak gini? Jadi... Yang tadi sore kamu bilang pergi itu pergi untuk ini maksudnya hah?

          "Maaf La, aku cuman nggak mau kamu terlalu kehilangan."

          "Kehilangan? Hah, arghhhhhhh... Tuhan, kenapa harus sekarang... 😭" air mata Lala keluar dan Lala langsung meninggalkan ruangan itu.

          Tuhan, kenapa? Kenapa semua yang berharga dihidupku selalu pergi. Sesaat ketika aku bahagia kenapa selalu ada yang hilang. Apa itukah yang disebut karma? Tapi kenapa harus aku? Aku selalu berusaha tertawa diatas kesedihanku dan mencoba bahagia. Kenapa sekarang semuanya dilipatgandakan seolah aku memang nggak bisa bahagia... Orang yang udah seperti kakakku juga harus pergi, lalu disaat sendiri aku harus bersama siapa lagi, kenapa aku nggak berguna untuk orang lain.

          "Hah, sadar La sadar, yang paling terpenting sekarang adalah waktu. Jangan ngulangin hal yang sama seperti waktu ibuku, aku harus berada disisi Givan untuk saat ini. Walaupun sangat tidak mungkin ada mukjizat saat ini, paling engga Givan juga harus tersenyum sebelum menutup matanya... 

          Selama ini dialah orang yang sudah selalu menghiburku, aku juga harus memberikan semuanya disisa waktu terakhir ini. Kamu harus kuat La!!! Semangat!" batin Viola sambil menyeka air matanya.

          "Cklekkk..." suara pintu terbuka.

          "Van, apa yang aku bisa bantu sekarang? Maafin aku tadi langsung keluar ruangan gitu aja."

          "Gapapa kok La, aku paham kamu masih syok. Ada yang mau aku kasih kekamu nih ambil..." menyodorkan sebuah kotakan yang dibungkus rapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun