Mohon tunggu...
mutya febby mulyana
mutya febby mulyana Mohon Tunggu... Akuntan - (pelajar)

SMAN 2 KOTA MAGELANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Kenangan

16 November 2020   00:18 Diperbarui: 20 November 2020   21:23 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Aku adalah anak tunggal, itulah mengapa aku jadi anak kesayangan ayahku. Ibuku sudah meninggal saat aku berumur 5 tahun karena sakit, sejak saat itu aku hidup dengan mandiri karena ayahku cukup sibuk dengan bisnisnya keluar kota.

          Dari SD, aku selalu iri melihat orang lain yang dipedulikan orangtuanya. Aku sering berpikir, gimana ya rasanya diajak bermain bersama, dibantu mengerjakan PR, menceritakan hal lucu setiap pulang sekolah, bahkan sampai curhat untuk menyelesaikan masalah. Aku terbiasa melakukan semuanya sendiri dan hanya hidup dengan keambisanku. Hmmm ambis???

          "La, ngantin yuk?"

          "Engga dulu deh, nanggung nih, kurang sedikit lagi selesai... Habis ini kan juga ada UH Mantan, ntar malah lupa lagi sama rumus."

          "Yahhh, nak ambis mau belajar lagi."

          Ya itulah sebutanku. Kelebihanku dibanding orang lain adalah ambis. Aku mampu mengerjakan dan melakukan semuanya yang padahal itu mustahil untuk dikerjakan dalam satu waktu.

          Aku terlahir dengan otak pintar dan kesepian, karena terlalu pintarnya aku, aku merasa tidak punya siapa siapa. Ya aku punya uang, punya teman, juga punya sahabat, tetapi aku selalu kehilangan waktuku untuk merasakan semua itu ada. Semua yang aku punya selalu nggak terasa nyata.

          "Tetttttttttt, waktu istirahat kedua telah tiba." bel berbunyi sangat keras disetiap ruangan.

          "Sa, aku mau ke perpustakaan, ikut nggak?"

          "Ngapain?"

          "Ya baca buku lah, pake nanya lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun