"Rrtttrtttt" ponsel Viola berdering.
     Dan yang menelpon ternyata adalah mamahnya Givan. Saat Viola mengangkat, suara dari kejauhan sana seperti orang sedang menangis dan kebingungan. Entah kenapa feeling Viola sudah tidak enak.
     "Halo... Malam Tan, ada apa ya?"
     "La, ka-mu sekarang di--mana?"
     "Dirumah kok Tan, gimana?"
     "Bisa da--tang ke RS Pondok Indah seka-rang? Secepatnya kalau bisa."
     "Eh, kenapa Tan kok rumah sakit? Sebentar ya Viola ganti baju dulu, Tan." lalu Viola segera mematikan telfonnya.
     "Ada apa ya... Kenapa tiba tiba kerumah sakit? Apa papahnya Givan sakit? Ah kenapa sih malah mikir yang nggak nggak. Mendingan sekarang aku cepat kesana aja deh." batin Viola.
     Viola pun menuruni anak tangga dan bergegas mengambil kunci mobil. Ketika dia membuka pintu, ternyata ada ayahnya yang tiba tiba kembali. Viola pun sangat terkejut kenapa ayahnya ada disini, padahal katanya sedang dinas luar kota. Ayahnya keringetan sekali, seperti habis lari lari.
     "Kok ayah di sini? Bukannya bisnis ayah masih lama ya?"
     "Nanti ayah ceritakan dimobil. Sekarang ayo la, kita kerumah sakit dulu."