Pertama. Tidak menggunakan racun saat menangkap ikan. Racun bukan hanya membunuh ikan, tetapi juga merusak lingkungan karena membuat air tercemar zat beracun.
Kedua. Tidak mengambil ikan yang masih bertelur atau menjaga anak-anaknya. Contohnya seperti ikan toman yang sedang mengasuh bayi-bayinya.
Ketiga. Tidak menggunakan alat listrik saat mengambil ikan. Itu bisa membunuh ikan-ikan kecil maupun hewan air lainnya.
Keempat. Memberi rentang waktu dalam mengambil ikan, misal sebulan sekali, tujuannya agar ikan bisa berkembang biak.Â
Kelima. Jangan serakah mengambil ikan meskipun jumlahnya melimpah. Ambil secukupnya. Kalau bisa, kamu bisa melepaskan benih ikan domestik ke perairan agar berkembang biak. So, ada saatnya mengambil, ada saatnya melepaskan benih ikan (jangan ikan invasif ya).Â
***
Tuhan menciptakan ikan dan berbagai kekayaan di bumi ini memang untuk dikelola oleh manusia. Melalui jaring dan kail, keduanya menentukan kelestarian makhluk lain.Â
Manusia punya dua pilihan, bertindak serakah atau bertindak bijak. Tentu, di masa depan kita ingin anak cucu tetap bisa melihat ikan-ikan berenang dengan bebasnya, bukan sebatas berada di buku pelajaran akibat kepunahan layaknya Dinosaurus.
Dear pemancing maupun penjala ikan, kelestarian ikan-ikan bergantung pada jaring dan mata kailmu. Bijaklah dan pikirkanlah eksistensi makananmu bukan hanya untuk hari ini tapi juga untuk keberlanjutan kelak.
Semoga ulasan ini bemanfaat, salam hangat dan lestari dari Nurul Mutiara R A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H