Baru-baru ini, viral sebuah video mengenai seorang pemancing yang melepaskan dua ekor indukan toman yang sedang menjaga bayi-bayinya. Kalian bisa lihat videonya di Perilisan ikan toman
Dua ekor toman itu besar, yang tentu saja sangat menggiurkan untuk dibawa pulang. Tak heran, keputusan untuk melepaskan keduanya ke air membutuhkan kesadaran, kerelaan, dan empati tingkat tinggi.
Toman (Channa micropeltes) adalah sejenis ikan yang termasuk keluarga gabus-gabusan atau snakehead. Ikan ini tersebar di Indonesia bagian barat yaitu Sumatra, Kalimantan dan pulau-pulau sekitarnya. Ia sangat mudah ditemui di perairan sungai, danau, rawa, sawah, hingga saluran irigasi.
Selain dimanfaatkan untuk konsumsi, toman juga sering dijadikan ikan hias karena wujudnya yang cantik. Menurut wikipedia, toman memiliki kebiasaan ‘mengasuh’ anak-anaknya. Induk toman sering didapati berenang di sekitar kelompok anak-anak toman yang masih kecil-kecil.Â
Ketika sang induk diambil oleh manusia, anakan toman akan kocar-kacir tak karuan. Mereka bisa dengan mudah dimangsa oleh predator lain sehingga mati.Â
Tak heran, mendapati video perilisan ikan toman kembali ke anak-anaknya mendapat banjir dukungan. Dari netizen biasa hingga para pemancing bijak lainnya banyak yang berkomentar bahwa itu tindakan tepat.
Siapa yang tak bahagia bila mata kail yang dilepaskan bergerak hebat karena tarikan ikan yang kuat? Saya yakin semua orang bakal bahagia.Â
Namun, bila mendapati mata kail itu seekor induk yang dikerubungi bayi-bayi ikan berwarna merah, sangat bijak untuk tak mengambilnya. Hidup dan mati ikan kecil-kecil bergantung pada pemilik mata kail.Â
Tahukah kamu bahwa di Indonesia, belida masuk sebagai ikan yang hampir punah? Selama dua dekade ini, jumlah ikan belida kian mengerucut.Â
Besarnya permintaan ikan belida untuk bahan baku pempek hingga makanan lainnya membuat perburuan ikan ini meningkat tajam. Imbasnya, jumlahnya di alam tak lagi melimpah.Â