Dalam hubungan antar manusia, proses mencintai itu dimulai dari mengenal, mempelajari apa yang telah dikenal hingga berlanjut pada jenjang lebih tinggi, membangun cinta. Tanpa adanya proses itu, manusia tak akan mampu menjalin sebuah ketertarikan satu sama lain, hingga akhirnya saling menjauh dan melupakan.
Pentingnya proses pengenalan bahkan memunculkan sebuah peribahasa, "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta". Adanya peribahasa tersebut menguatkan bahwa mengenal merupakan proses awal manusia untuk saling memahami. Ya, karena tanpa adanya proses tersebut, kita tak akan pernah merasa tertarik untuk mempelajari apalagi peduli.
Mengenal dan mencintai Indonesia, sudahkah melakukannya?
Sama halnya seperti hubungan antar manusia, mencintai Indonesia pun bisa dimulai dari proses mengenal hingga mempelajari setiap aktivitas di dalamnya. Mengenal dan belajar literasi positif tentang Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) misalnya. Ya, Stabilitas Sistem Keuangan sangat erat kaitannya dengan perekonomian Indonesia sehingga mengenal tentangnya adalah bentuk kepedulian terhadap negeri ini.
Krisis Moneter Yang Melumpuhkan juga Membelajarkan.
Indonesia pernah mengalami krisis moneter parah pada tahun 1997-1998. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat anjlok, yang membuat perekonomian menjadi tertekan. Bayangkan, jika awalnya harga satu dolar adalah Rp 2000,- kemudian mampu menembus angka Rp 16.000,-. Tak pelak, kondisi ini mempengaruhi setiap lini kehidupan dari sektor pemerintahan, swasta hingga rumah tangga masyarakat.
Bagi swasta, harga dolar yang tinggi menimbulkan carut marut berkepanjangan. Perusahaan-perusahaan swasta yang meminjam dana dari luar negeri (tanpa penjaminan) menjadi kesulitan melunasi utang dan tak memiliki cukup modal untuk bertahan. Banyak perusahaan mengalami kebangkrutan yang berdampak pada menurunnya produktivitas nasional hingga mencuatnya angka PHK yang tinggi.
Tak hanya itu, krisis moneter telah membuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan menurun. Mereka melakukan Rush Money besar-besaran terhadap simpanan yang dimiliki di bank. Dampaknya, bank mengalami kesulitan likuiditas karena kekurangan dana.
Saat kesulitan likuiditas bertahan dalam kurun waktu yang lama, efek domino bisa terjadi. Aktivitas pinjam meminjam menjadi lumpuh. Tak ada kucuran dana yang bisa diberikan bank kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Imbasnya, banyak perusahaan dari skala besar hingga kecil (start up) kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya.
Tak ingin berlanjut, akhirnya pemerintah mulai mengantisipasi dengan membuat kebijakan-kebijakan baru.