Ibu datang dari dapur dengan terburu-buru. Ia berjongkok kemudian menggendong Diva yang menangis. Setelah menyingkirkan tangan Lani dengan kasar.Â
"Astaghfirullah, Kakak! Dedeknya diapain sampai jatuh seperti ini?" tanya ibu sambil melotot ke Lani.
Lani terkejut mendengar pertanyaan ibu. Padahal tadi ia hanya mau menolong Diva.
"Gak diapa-apain, Dedek jatuh sendiri," jawab Lani hampir menangis.Â
Ibu hanya diam tak menjawab. Ia duduk di sofa sambil menenangkan Diva.
"Gak apa-apa sayang. Ibu obati yah?"
"Gak mau, nanti perih," jawab Diva sambil menangis.
"Enggak, Sayang. Cuma diolesi minyak," bujuk ibu sambil memeluk Diva.
Lani masih berdiri melihat ibu dan adiknya. Ada perasaan kasihan pada Diva. Akan tetapi ia juga sedih karena disalahkan. Melihat ibu yang bersikap lembut sama Diva. Lani merasa ibu hanya sayang Diva saja.
Dengan menahan air mata agar tidak jatuh. Lani berbalik membelakangi ibu dan berlari ke kamar. Akan tetapi langkahnya terhenti saat ibu kembali berteriak padanya.Â