"Lani! Kenapa gak pulang-pulang? Kirain di rumah Bunga!" Omel ibu di antara suara hujan. Lani hanya diam tak menyahut. Kemudian keduanya berjalan beriringan pulang.
Sesampainya di rumah, ibu menyuruh Lani mandi. Sementara ia sibuk di dapur.
"Habis mandi, makan! Dari siang belum, memangnya gak laper? Masa makan aja harus disuruh. Kamu kan sudah gede. Udah punya adek. Sembilan tahun umurmu! Â Kakak denger ibu ngomong, gak?" teriak ibu.
"Iya," jawab Lani sambil keluar dari kamar mandi.Â
"Bu, pakai baju apa?" teriak Lani setelah berada dalam kamarnya.
"Pilih sendiri di lemari. Jangan acak-acakan ngambilnya!" jawab Ibu dari dapur.
"Gak ada, Bu."
"Oh, iya masih di keranjang di kamar Ibu," jawab Ibu.
Beberapa saat setelahnya Ibu datang membawa setumpuk pakaian yang sudah disetrika. Meletakan di tepi ranjang depan lemari. Setelah mengambil satu setel piyama, ia membuka lemari hendak menyimpan pakaian. Namun ibu berhenti saat melihat coretan di bagian dalam pintu.
"Ya, ampun kakak! di mana aja cor ...," Ibu terdiam tak melanjutkan kata-katanya. Setelah melihat seksama apa yang digambar Lani.Â
Jelas terpampang dua gambar dalam dua kotak berbeda. Kotak pertama Tiga gambar orang, dengan keterangan di bawahnya. Ibu, kakak, Bapak. Wajah kakak tampak tersenyum lebar dengan tulisan di bawahnya, Sebelum ada dedek. Gambar kedua tak jauh berbeda. Hanya ditambah gambar Diva, adik lani. Namun wajah lani berurai air mata dengan tulisan di bawahnya setelah ada dede.