Ibu menoleh ke arah Lani. "Kak, ini kakak yang gambar?" tanya ibu pelan. Lani diam tak mendengarkan perkataan ibunya.
"Kakak!" Suara ibu paru menahan tangis. Namun Lani tetap diam. Ia justru mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.Â
"Kakak!" Ibu menarik selimut tetapi Lani menahannya. Namun tenaganya yang tak seberapa kuat tak bertahan lama. Cepat lani meraih bantal dan menutupi wajahnya. Tangis Lani mulai terdengar.
"Kakak, maafin ibu, kak. Ibu salah sama kakak." Ibu memeluk tubuh Lani erat.
"Ibu tetap sayang sama kakak. Meskipun ada dedek. Kakak," bujuk ibu, sambil mempererat pelukannya. Tangis Lani semakin kencang. Ibu menjelaskan tentang sikapnya dan membuatnya percaya bahwa ibu menyayangi Lani.
"Kak, maafin ibu?" ucap ibu sambil mempererat pelukan. Lani kemudian mengangguk sambil tersenyum.
"Terima kasih, Kak," ucap ibu sambil memeluk dan menciumi Lani.
"Sekarang makan yuk. Bentar lagi ayah pulang," ucap ibu sambil membantu Lani berdiri.Â
"Awas kena dedeknya," kata ibu saat Lani hampir terjatuh.Â
Kemudian lani keluar kamar. Setelah menyelimuti Diva, ibu melihat ke arah lemari yang masih terbuka. Air matanya kembali jatuh menahan nyeri di hatinya.Â