Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kinan

1 Juni 2021   15:17 Diperbarui: 1 Juni 2021   15:28 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makan yang banyak biar besok gak lemes. Jangan lupa doa dulu." Petuah ibu yang hanya numpang lewat di telinga Kinan. Ayah dan kakak-kakak Kinan hanya menggeleng-geleng melihat Kinan yang terus menekuk wajahnya. 

"Sahur aja ogah-ogahan, giliran siang aja kratakan di dapur," ledek Haris kakak Kinan yang pertama pada adik bungsunya. 

"Fitnah banget si!" jawab Kinan kesal. 

"Sudah, sudah, sudah! Makan!" lerai ibu Kinan membuat keempat anaknya terdiam. Sang Ayah hanya tersenyum melihat anak-anak dan istrinya heboh di meja makan. 

Setelah dua puluh menit berlalu, satu persatu anggota keluarga itu meninggalkan ruang makan. Menyisakan Kinan dan ibunya. 

"Setelah ini cuci piring, Kinan," perintah ibu Kinan lembut. 

"Kinan sendiri, Bu?"

"Iyalah, masa harus ibu lagi yang nyuci."

"Ah! Ibu mah pilih kasih, masa Kinan aja yang disuruh-suruh," ucap Kinan kesal merasa ibunya tak adil. 

"Ya, ampun, Kinan!"

"Iya-iya, Kinan cuci piring."
Walaupun terpaksa Kinan membereskan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke dapur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun