Tak mesti pula kembali ke sajak-sajak klasiknya
Matra adalah perubahan dan kelahiran
Aku ingin engkau berubah dan mengubahku
Aku ingin melahirkanmu lalu engkau melahirkanku
Aku ingin mengukir tubuhmu dengan khath Kufi
Seperti seorang perempuan yang sedang jatuh hati
Mengukir nama sang kekasih di dadanya
Sebelum ia berangkat ke medan laga
“Begitulah, kutulis sejarah para perempuan!” tegas Nizar. Sebagaimana pembaca bebas menafsirkan puisi, buku ini menawarkan hal yang sama pula. Membaca buku ini, saya merasa menyelami telaga ibu (perempuan) yang menyelinap—hidup dan dihidupkan Nizar ke dalam benak pembacanya.
Resensi ini telah dipublikasikan pada 30 November 2019 di https://mjscolombo.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H