Mohon tunggu...
Mutia Senja
Mutia Senja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Salah satu hobinya: menulis sesuka hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Resensi] Nizar Qabbani; Engkau Menulis Puisi, Aku yang Menandatangani

26 April 2020   13:12 Diperbarui: 26 April 2020   13:12 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada yang pasti

(“Aku Ingin Engkau Menjadi Perempuan Sejati”)

Apa yang akan terjadi pada lautan dan bahtera?

Apa yang akan terjadi pada kejora?

Apa yang akan terjadi pada peradaban dan juga kota?

(“Apa?”)

Aku lukis di atas kanvas

Aku lukis di atas kaca

Aku lukis pada hujan, lautan, dan catatan malam

(“Sajak Cinta 1980”)

            Tak perlu diragukan, kumpulan puisi ini mampu memperkaya wawasan kita terhadap khazanah sastra Timur yang tentu mempengaruhi khazanah sastra kita. “Begitulah, Kutulis Sejarah Para Perempuan”, Nizar Qabbani dengan sajak-sajaknya mengajak kita untuk bijak memahami naluri perempuan sebagai bukan hanya perempuan. Namun seseorang yang mulia, agung, dan harum. Bukan hanya harum, tapi semerbak. Maka bilamana menemui fakta negatif yang mengatasnamakan perempuan, sajak Nizar berujar sebagaimana aku lirik sedang memproklamirkan gejolak batinnya yang menyangkal ketidakadilan. Sebagai bukti, simak cuplikan puisi Nizar berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun