Mohon tunggu...
Mutia
Mutia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai Langit luas dan berkebun. Saya suka memandang Langit yang dipenuhi kerlap-kerlip Bintang dan sinar terang Bulan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1

26 April 2023   01:58 Diperbarui: 26 April 2023   02:01 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik dengan cara mengingat kembali nilai-nilai kebajikan universal yang telah dibahas pada modul sebelumnya. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik harus sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal yang berlaku secara universal dan berpihak kepada murid. Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat dipecahkan dengan menerapkan 9 (sembilan) pengujian keputusan, pengujian paradigma benar lawan benar, menerapkan salah satu prinsip resolusi dengan keberpihakan kepada murid berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Yang pertama sekali kita harus mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, kemudian menentukan pihak-pihak yang terlibat, lalu kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, lalu lakukan pengujian benar atau salah. Tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu : uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola. Apabila situasi dilema etika gagal pada salah satu uji atau lebih parah lagi dengan dua (2) uji maka sebaiknya tidak mengambil resiko dengan mengambil keputusan tersebut. Kemudian tentukan paradigma benar lawan benar yang digunakan, kemudian lakukan prinsip resolusi, lalu investigasi opsi trilemma jika ada, kemudian buat keputusan. Setelah membuat keputusan lihat lagi keputusan tersebut dan refleksikan. Sangat penting disini untuk memiliki aspek sosial emosional, karena sebuah keputusan yang baik hanya dapat diputuskan oleh orang-orang yang memiliki aspek sosial emosional yang baik.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berpihak kepada siswa dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal setelah dilakukan pengujian. Keputusan yang tepat akan melahirkan akibat buruk yang sangat minimal. Karena setiap keputusan tidak mungkin seratus persen tepat, selalu ada celah dimana sebuah keputusan akan membuat ada pihak yang merasa dirugikan. Keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan cara melaksanakan keputusan tersebut dengan bertanggung jawab sesuai dengan aspek sosial emosional pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision-making). Jika hanya sebuah keputusan yang baik, namun tidak dilaksanakan dengan baik maka akan sia-sia saja. Pelaksanaan keputusan membutuhkan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, dan interaksi sosial. Lingkungan  yang positif, kondusif, aman dan nyaman tidak dapat dihasilkan oleh keputusan yang hanya dilaksanakan oleh satu atau sebahagian kecil orang, namun harus dilaksanakan oleh seluruh atau sebahagian besar warga sekolah. Misalnya telah diputuskan bahwa setiap warga sekolah tidak boleh membuang sampah sembarangan, maka jika semua warga sekolah melaksanakannya akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Namun, jika keputusan yang sama tidak dilaksanakan maka tidak akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika  tentu saja ada. Tantangan itu dapat berasal dari dalam ataupun dari luar. Salah satunya saya fikir berkaitan dengan Perubahan paradigma di lingkungan saya yang telah menganggap bahwa membawa HP ke sekolah bukan lagi masalah yang patut diambil Tindakan tegas seperti mengamankan HP tersebut selama 3 (tiga) bulan. Dahulu, jika kedapatan membawa HP ke sekolah maka akan disimpan di sekolah selama 3 (tiga) bulan. Setelah diterapkan tidak ada masalah yang berarti, walaupun ada yang meminta dikembalikan segera namun dengan penjelasan dari pihak sekolah mereka akan mengerti. Sekarang, setelah HP disita mereka maunya langsung dikembalikan. Mereka melakukan berbagai cara, bahkan dengan kekerasan secara verbal dan terus memaksa dengan terus mengikuti guru yang memegang HP tersebut. Namun, setiap tantangan kan menjadi cambuk untuk terus menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kolaborasi dengan teman sejawat dan warga sekolah sangat penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang akan terus ada dan berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak ada tantangan yang dapat dihadapi sendiri, kebersamaan akan membuat tantangan yang ada menjadi bagian yang akan memajukan diri.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran haruslah berpihak kepada murid. Keberpihakan kepada murid ini sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan bahwa guru hanya menuntun siswa supaya menjadi manusia yang merdeka bahagia lahir dan batin. Pengajaran yang memerdekakan murid adalah pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa berdasarkan kodrat alam dan kodrat zamannya. Setiap siswa mempunyai kebutuhan belajar yang berbeda, karena sesuai pemikiran KHD bahwa siswa berbeda-beda dan tidak dapat diperlakukan sama yang dimisalkan dengan tanaman. Jagung harus dibudidayakan layaknya jagung yang berbeda dengan padi dan tidak bisa disamakan cara pengurusannya. Potensi murid yang berbeda-beda dapat membuat pembelajaran yang dilakukan harus dibedakan sesuai dengan kebutuhan siswa dengan melakukan pembelajaran berdifferensiasi. Pembelajaran berdifferensiasi dapat dilakukan dengan differensiasi konten, proses, dan produk. Pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar murid yang telah diobservasi terlebih dahulu, sehingga dapat diketahui potensi dan cara belajar dari murid tersebut. Anak audiovisual tidak bisa disamakan dengan anak yang kinestetik, karena cara belajar mereka yang berbeda. Seorang guru harus dapat mengenal siswanya dengan baik sehingga dapat mengetahui profil belajar siswa tersebut sehingga dapat diketahui pembelajaran yang tepat yang dapat diberikan. Untuk mengetahui profil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi menyeluruh, kunjungan rumah, menanyakan kepada guru-guru lain, melihat kecendrungan nilai yang diperoleh, dan lain sebagainya.  

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Saya pernah membaca sebuah kata Mutiara "Guru biasa memberitahukan, Guru baik menjelaskan, Guru ulung memeragakan, Guru hebat mengilhami." Seorang guru seharusnya dapat menginspirasi murid-muridnya untuk menjadi lebih baik. Namun, menginspirasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Padahal, jika seorang murid terinspirasi maka ia akan dapat melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Keputusan seorang guru dapat mempengaruhi kehidupan siswa dengan cara memberi teladan, memotivasi, dan memberi dorongan sesuai dengan pratap triloka Ki Hadjar Dewantara. Seorang anak dapat bercita-cita menjadi guru karena melihat gurunya yang telah mengilhaminya atau seorang anak menjadi dokter karena motivasi dan dorongan dari gurunya yang mengetahui kemampuannya. Guru sangat besar pengaruhnya terhadap masa depan siswa, tidak jarang siswa berkonsultasi dengan gurunya terkait masa depannya dengan menanyakan pengalaman dan arahan dari guru. Guru bukan hanya mengajar saja, namun juga penunjuk jalan bagi masa depan siswanya. Keputusan guru yang memberi nilai rendah kepada siswa yang mampu secara akademik akan membuat siswa tersebut kebanyakan akan balik membenci guru tersebut sekaligus dengan mata pelajaran yang diampunya yang menyebabkan ia selamanya akan mengingat hal tersebut sehingga akan diceritakan kepada anak cucunya dan menimbulkan kekecewaan yang mendalam pada dirinya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun