"Kezia kakak boleh masuj ga, kakak mau ngobrol sana kamu" Panggil kakakku.
"Sebentar kak" Jawabku. Aku pun berjalan menuju pintu kamarku lalu membukanya untuk kakakku lalu kakakku masuk kekamarku dan mengajakku duduk di atas kasur.
"Kezia kenapa? Ada masalah ya? Kamu sampai kurus gini" Kata kakakku sambil mengelus kepalaku.
"Kayaknya Kezia ga bisa jadi taruni deh kak" Kataku. Tanpa kusadari air mataku menetes dan kakakku memelukku untuk menenangkanku.
"Kata siapa Kezia ga bisa, ga boleh bilang gitu belum juga tes nya" Kata kakakku.
"Kezia udah nyoba latihan tapi selalu berhenti di tengah-tengah latihan, udah ga kuat" kataku sambil menangis tersedu-sedu. Tak lama setelah itu teman-temanku dan orang tuaku juga ikut masuk kekamarku untuk tahu apa yang terjadi.
"Ayo kita coba lagi, kalo masih ga kuat buat hari ini kita bisa lanjut latihan lagi besok oke?" Ajak kakakku.
"Tapi kalo ga bisa gimana?" Tanyaku sambil berusaha menghentikan tangisanku.
"Kan belum dicoba lagi. Ayo kita usaha dari awal lagi. Semuanya itu bertahap ga ada yang instan, jadi kalo kita coba terus kemungkinan Kezia bisa ngelakuinnya lebih besar. Semua itu cuma perlu waktu dan adaptasi. Kamu udah lupa ya, proses tidak akan mengkhianati hasil. Jadi kita usahain dulu kita coba dulu baru kita lihat hasil dan jangan terlalu cepat puas kalo kamu udah dapetin hasil yang kamu inginkan, kamu harus tetep ngelakuin apa yang udah kamu lakuin sebelum kamu dapet hasil itu" Kata kakakku menjelaskan.
"Iya Kez ayo kita latihan lagi, kamu pasti bisa kok" Kata Angel menyemangatiku.
"Bener, ayo kita latihan bareng lagi kita bakal nemenin kamu kok" Kata Shella.