Mohon tunggu...
Fidelya Mutia
Fidelya Mutia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyemangatku

23 November 2023   13:11 Diperbarui: 23 November 2023   13:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah hari itu tugas-tugas selalu ada setiap harinya sampai aku tidak sempat untuk latihan dan temanku pun agak heran karena biasanya meskipun ada tugas aku masih bisa meninggalkannya dan menyempatkan waktu untuk latihan. Seiring berjalannya waktu, tugas-tugas ini mulai berkurang dan akhirnya aku bisa berlatih lagi. Aku beberapa kali mencoba untuk berlatih tanpa teman-temanku, tetapi saat di pertengahan latihan aku selalu berhenti karena tidak kuat. Semakin kucoba untuk meneruskan itu malah semakin membuat sakit bagian bagian kaki dan lengan apalagi nafasku yang mulai pendek ini. Aku ingin mencoba terus untuk berlatih tetapi tugas sekolahku mulai bertambah lagi hingga sebelum kenaikan ke kelas 11.

Setelah kenaikan kelas, pada minggu-minggu awal biasanya hanya perkenalan materi dan jika ada tugas pun tidak banyak. Aku memanfaatkan saat-saat itu untuk berlatih, tetapi tetap saja rasa sakit pada lengan dan kakiku ini terus kembali dan juga nafasku mulai habis sehingga membuatku berhenti di pertengahan latihan. Lama kelamaan aku mulai stres, menjadi pendiam, jarang makan, dan selalu mengurung diri di kamar.

Suatu hari...

Mama mengetuk pintu kamarku lalu memanggilku "Kezia ayo makan dulu, kamu dari pulang sekolah belum makan loh nanti sakit".

"Nggak ma, Kezia ga laper, mama makan duluan aja" Jawabku.

"Kamu ga kenapa-napa kan?" Tanya mama.

"Kezia gapapa kok" Jawabku.

"Yaudah, kalo kamu ngerasa laper langsung makan loh ya, makanannya ada di meja makan kalo mau makan diangetin dulu ya" Kata mama.

"Iya ma" Jawabku singkat.

"Kalo kayak gini terus gimana nanti aku bisa jadi taruni" Aku berkata pada diriku sendiri sambil menangis dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara saat menangis agar mama tidak mendengarnya, ternyata mama mendengarku menangis dan bertanya kepada teman-temanku tentang apa yang terjadi padaku tetapi teman-temanku tidak mengetahui itu karena aku tidak memberitahu mereka dan mereka juga memberitahu mamaku tentang sudah jarangnya aku berlatih. Setelah mama mengetahui itu, mama memberitahu papa dan kakakku apa yang terjadi, sampai membuat kakakku yang ada di luar kota datang kerumah hanya untukku.

Sesampainya kakakku dirumah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun