Secarik kertas jatuh..
Di dalam kelas terlalu bising untuk merenung, kejadian tadi pagi yang membuatku linglung ketika seorang asing mencegatku diperjalanan. Dia memaksaku untuk ikut ke gudang sepi sebelah pabrik sabun yang tak berfungsi.
Dari tatapan matanya dia menelanjangi tubuhku seolah ingin menerkam dan mencabik cabik. Tapi setelah kesempatan ada untuk menggagahiku dia diam saja, tangannya yang tadi kekar mencengkeram kulit halus menjadi lemah. Suasana hening dan dia terpaku matanya memandang kebawah. Aku tidak habis pikir biasanya lelaki kalau niat jahat dia akan bersungguh sungguh menuntaskan nafsunya. Tapi ini beda, dia melepaskan aku sambil menunduk bisu.
Kesempatan itu aku gunakan untuk berlari menjauh sampai aku angkat rok tinggi tinggi. Tak peduli kaki mulusku terlihat menggoda pemandangan yang penting aku selamat dari marabahaya.Â
Namun keherananku belum berhenti aku teruskan lamunanku di bawah pohon asem jauh kelas yang gaduh. Kelasku terkenal berisik dan gaduh sudah berapa kali hukuman diberikan oleh semua guru. Tapi nyatanya tidak ada yang takut terutama berandalan kelas yang paling jagoan dan ditakuti, Guntur. Walau bolak balik masuk ruang BK tak peduli dan tetap cuek.Â
Sementara aku merenung sendirian, tiba tiba Selly mengejutkanku.
"Hai, pamali cewek sendirian dibawah pohon asem nanti kerasukan lho" katanya.
"Kamu bisanya bikin kaget" teriak diriku.
" Kamu sih..sendirian saja. Ada apa nona manis kok wajahmu tegang banget?". Tanyanya.
Setelah kuceritakan pengalamanku berangkat  sekolah, selly terhenyak dengan wajah yang lebih tegang.Â
"Mel, kamu harus hati hati kalau berangkat siapa tahu besok kejadian itu terulang lagi" ucapnya.
"Ya Sell, aku akan membawa alat pemukul besok" jawabku.
Besoknya aku berangkat lebih pagi jarak yang kutempuh biasanya paling cepat 20 menit tapi karena semalam hujan lebat, jalanan becek dimana mana. Sepatu yang kupakai menerabas lumpur tinggalkan kotoran dibagian bawah.
Sekarang aku nggak peduli dengan sepatu, tapi aku lebih peduli dengan gudang sepi yang kemarin menyekapku. Perasaanku sudah tidak beraturan, jantungku terpacu lebih cepat. Tidak ada jalan lagi yang bisa menyelamatkanku semuanya adalah persawahan. Satu - satunya aku harus lewat jalan kosong sebelah gudang. Sambil menenteng pentungan bola kasti aku siap siap memukul andai orang asing itu mengganggu lagi.Â
5 meter lagi aku mau masuk gang sebelah gudang, gimana nih, jalanan sepi tidak ada lalu lalang orang. Aku mantap melangkah sambil kusebut nama tuhan berkali kali. Dan akhirnya yang kutakutkan tidak terjadi. Di titik aku ditarik kemarin tidak ku temukan tangan kekar lagi. Ketika perasaanku mulai reda menjauh dari gudang jahanam aku melangkah menuju pabrik sabun dan ternyata nasib sial belum lenyap dari hidupku. Tepat di depan pabrik sabun yang sudah sepi tak berpenghuni. 3 orang bertopeng mencegatku, mereka siap siap menculik dan memaksa.Â
Aku putar tubuh ramping ini, aku sadar tidak bisa melawan mereka bertiga dan aku akan berlari ke belakang tapi waktu aku berputar betapa kaget diriku di balik gudang jahanam muncul 2 orang bertopeng yang entah dari mana datangnya. Kini aku terkepung 5 orang bertopeng mengerubuti, mata - mata mereka melotot tanda sudah buas. Semakin dekat dengkulku semakin lemas, aku teriak minta tolong tapi aneh tidak ada suara yang keluar, mungkin terkalahkan rasa takut yang mencekam.Â
Tiba tiba yang paling besar menghampiriku suaranya lantang tertawa puas.
Tangan kekarnya merebut pentungan yang yang kupegang, secepat kilat sudah berpindah tangan. Setelah itu dengan menjijikkan pentungan tersebut diarahkan ke bawah rok, lalu tersingkaplah kulit betisku yang putih. Melihat kejadian itu semuanya tertawa terbahak bahak.Â
Disaat yang mencekam itu tubuhku sudah lemah, keberanianku hilang sehingga pemuda kedua mulai menarik narik tanganku. Aku mulai menangis tak bisa melawan mereka hanya memohon untuk dilepaskan. Karena aku terus meronta, salah satu dari mereka mengeluarkan sapu tangan dan sambil tanganku dipegangi aku dibius oleh orang bertopeng itu.
Entah apa yang terjadi ketika aku pingsan saat aku siuman. Tubuhku terikat diatas meja gudang jahanam itu lagi. Pakaian ku sudah lepas tinggal bagian yang dalam. Aku melihat kanan kiri dan ternyata orang orang bertopeng itu bertambah jumlahnya menjadi 6 orang. Dilihat kalau dia seorang wanita karena rambut dan buah dadanya tak bisa disembunyikan.Â
Ketakutan semakin membungkam jantungku. Sekarang aku pasrah apapun yang terjadi.
"Mel..mel..tubuhmu sangat indah sekali"Â
Kata suara perempuan yang sangat kukenal.
"Ya tapi sayang tubuh yang indah itu pemiliknya sangat sombong" suara lelaki bertopeng sebelahnya menjawab.
" Kalian siapa kok kenal denganku" teriak ku.
" Haa...haa..haa..kamu penasaran ya sekarang" timpal si wanita.
"Kemana pertanyaan memelas itu saat kamu menyakiti dia?" Lanjutnya
Ketika itu ia membuka topeng lelaki di sebelahnya. Betapa aku terkejut ketika topeng terbuka, lelaki itu adalah Eros cowok yang pernah dipermainkan hatinya. Dua bulan lalu kutolak cintanya padahal aku sering memberi harapan. Dan setelah itu kabar yang kuterima dari selly kalau Eros merusak wajahnya karena kecewa. Dan sekarang aku melihat wajah Eros penuh luka salib. Setelah aku memikirkan kejadian yang tak terduga semua orang bertopeng membuka topeng masing - masing.
Seketika aku mau pingsan melihat siapa saja orang bertopeng itu. Mereka adalah Selly, Guntur, Eros, Romi, Salman teman satu kelas dan cowok asing kemarin yang mau memperkosaku.Â
Ada hubungan apa mereka berenam yang sekarang mau memperkosaku bersama sama. Melihat pakaianku sudah kocar kacir pasti mereka sudah tega dan tidak ada lagi pertemanan.
" Selly, kamu perempuan brengsek! teman macam apa kamu" teriak ku.
" Mel, kamu pantas mendapatkan ini supaya kesombonganmu musnah" jawabnya
" Masalahku dengan Eros, kenapa kamu semua terlibat binatang " kutuk ku lebih keras
Tiba tiba Eros menampar pipiku dengan keras
"Plak, Plak, Plak" Â
Rasanya sangat sakit, sampai mulutku berdarah.
" Diam, kamu dalam keadaan seperti masih bisa sombong" bentaknya.
" Ketahuilah, hai wanita jalang mereka ini telah ku bayar untuk melakukan ini" lanjut Eros sambil mengeluarkan uang segepok.
"Dan Sally ini adalah saudaraku, Dia tidak terima melihat penderitaanku..Paham !!
Yang tidak kamu kenal itu adalah Azam, Dia yang kemarin mau memperkosamu tapi meleleh hatinya. Padahal dia seorang berandalan juga, kamu apakan dia? Tanya Eros sambil menjambak rambutku.
Aku terdiam tidak menjawab, semua terjadi diluar nalar sehat. Teman - teman sekelasku seharusnya membuat ikatan persahabatan. Kini mereka semua menjadi iblis iblis buas siap menghancurkan masa depanku. Aku menangis karena kesombongan yang pernah kuperbuat.
"Ayo...kawan - kawan siapa dulu yang mau menikmati hidangan lezat ini." Teriak Selly
Mendapat instruksi jahanam seperti itu, para buaya kelaparan semua mendekat kecuali Azam, Dia tetap misterius tak bergeming membisu seperti kemarin.Â
Guntur yang paling berandalan sudah mulai meraba - raba kaki, begitu juga yang lain.
Eros wajahnya yang paling menjijikkan mulai mendekatkan wajahku, dia mau mencium bibirku. Aku tak bisa berontak karena semua tangan dan kaki terikat.Â
Dalam kepasrahan itu, aku sudah menerima kalau aku akan diperkosa beramai - ramai.
Tapi tiba - tiba ada suara letusan senjata,
"Dor, Dor, Dor"Â
"Angkat tangan semuanya, tempat ini sudah dikepung" Teriak suara polisi
Melihat Polisi mengepung para buaya berandalan pada lari tapi percuma karena dimana - mana sudah dijaga polisi.Â
Selly wanita jahat yang berpura - pura baik tidak dihiraukan teriakannya. Secepatnya polisi memborgol tangannya.
Hanya Azam yang tidak diborgol, setelah itu dia mendatangiku yang terlentang hampir telanjang. Dia bawa pakaianku yang berserakan kemudian dilepaskan ikatan tangan dan kakiku.
Aku terselamatkan berkat Azam, sebelum kejadian biadab itu terjadi. Azam sudah memberi tahu pada polisi kalau ada tindak kejahatan.
Kemudian sambil tetap membisu dia menyerahkan secarik kertas padaku.
Tanpa menunggu lama kubuka kertas tersebut dan betapa tercengangnya diriku ternyata tulisan tersebut adalah tulisanku yang terjatuh lama.
Tulisan yang berisi puisi penyesalan saat kesombongan memperbudak dan menjadikan diri sebagai pemilik keegoisan. Azam mengampuni kesalahanku, mengapa dia tidak pernah berbicara karena dia berjanji untuk bisu selamanya. Dia pernah merasakan nasib yang sama denganku yaitu mulut yang digunakan telah banyak mengorbankan nyawa. Dia mantan penjahat yang suka mengadu domba.
Setelah kejadian tragis itu, aku tepati hidupku menjadi orang yang lebih menghargai dan mengasihi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H