Tanpa menunggu lama kubuka kertas tersebut dan betapa tercengangnya diriku ternyata tulisan tersebut adalah tulisanku yang terjatuh lama.
Tulisan yang berisi puisi penyesalan saat kesombongan memperbudak dan menjadikan diri sebagai pemilik keegoisan. Azam mengampuni kesalahanku, mengapa dia tidak pernah berbicara karena dia berjanji untuk bisu selamanya. Dia pernah merasakan nasib yang sama denganku yaitu mulut yang digunakan telah banyak mengorbankan nyawa. Dia mantan penjahat yang suka mengadu domba.
Setelah kejadian tragis itu, aku tepati hidupku menjadi orang yang lebih menghargai dan mengasihi sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H