Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Protes Mengapa LPG dan TDL Naik Terus?

7 Januari 2015   15:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi menurut saya ada salah kelola kekayaan alam kita. Saya ingin mengingatkan kembali pasal 33 (3) UUD 1945 bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

TDL Kembali Naik

Protes kedua yang disampaikan kepada saya, kembali naiknya tarif dasar listrik. Saya ingin mengingatkan bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejatinya untung besar karena sudah memiliki pasar yang pasti yaitu seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, mendapat subsidi setiap tahun dari APBN hampir Rp 100 triliun.

Pertanyaannya, mengapa rugi? Saya mencoba melacak di Google berapa kerugian PLN setiap tahun, hanya tertulis kerugian PLN, tetapi isinya sudah dihapus.

Saya pernah diberitahu Martunus Haris, pakar kelistrikan dan perminayakan, mantan penasehat Direktur Utama PLN, bahwa PLN terus merugi dan harus disubsidi pemerintah dalam jumlah yang sangat besar karena menggunakan BBM untuk pembangkit listrik. Dia sudah menyarankan supaya menggunakan gas atau batubara pembangkit listrik, tetapi terus saja menggunakan BBM karena terjadi KKN yang luar biasa.

Menurut dia, di masa Dahlan Iskan menjadi Direktur Utama PLN terjadi kerugian PLN yang sangat besar karena dia membeli banyak mesin diesel dengan menggunakan BBM untuk pembangkit listrik. Sejatinya dia memperbaiki dan menyehatkan PLN, justru sebaliknya.

Maka sekarang, rakyat dan negara yang menanunggung akibatnya. Listrik terus naik, pelayanan kurang optimal dan ketersediaan listrik di berbagai daerah masih memprihatinkan.

Apa Direksi baru PLN dan segenap jajaran komisaris bisa mengatasinya? Saya tidak yakin karena mereka bukan ahlinya. Nabi pernah bersabda “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran”.

Allahu a’lam bisshawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun