Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berapa Pohon yang Tumbuh dari Tanganmu?

22 April 2016   11:21 Diperbarui: 22 April 2016   11:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Udah, aku pulang sendiri saja. Atau motormu terpaksa menginap dirumahku. Gak mungkin aku biarkan kamu balik dan tetep nyangsrang ke got sendirian."

"Ya udah, kamu bawa motorku aja ya Jan. Tolong dimandiin sekalian. Biar kalian saingan cantik berdua," Mbilung tersenyum lebar. "Aku balik ke situ ya. Sorry, ntar kalau kamu jadi ketua, aku akan bawa lingkarannya menjauh sepuluh kilometer dari sekret kita. Aku janji!"

Tak menunggu jawabanku, tubuh oleng Mbilung berbalik, genapi lingkaran yang tadi sempat kosong di satu titik.

***

Mumpung wiken, aku memilih bangun siang. Kuliah rutin dan ekstra usaha sukseskan seminar yang kugawang berdua Mbilung masih berbaik hati tak sisakan tubuhku pada sakit. Seminggu lagi, panitia inti akan rayakan kesuksesan dengan mendaki bersama. Jadi, sisa satu hari minggu kupikir layak diperoleh tubuhku yang lengket di kasur.

Pilihan yang gagal.

"Aduh Mblung...Pake acara ke sini segala. Aku masih ngantuk!" Setelah menguap lebar, tubuhku rebah dan pejamkan mata. Lelap dan meringkuk di kursi teras sepertinya tak masalah.

"Sori Jan. Tadinya kupikir aku juga bakal terbangun nanti sore. Tapi aku sungguh tak enak hati dengan kejadian semalam."

"Nggak enak dimananya?" Tak perduli nafasku bau atau tidak, aku menguap lagi selebar-lebarnya di samping Mbilung.

"Aku sudah janji akan dukung kamu jadi ketua, nyatanya aku juga tetap duduk di lingkaran yang kamu benci."

"Terus?!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun