Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berapa Pohon yang Tumbuh dari Tanganmu?

22 April 2016   11:21 Diperbarui: 22 April 2016   11:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu yakin akan dukung aku buat bersihkan sekret dari asap rokok dan alkohol?!"

Anggukan mantap dan sorot tajam mata coklat Mbilung bangun percaya diriku.

***

Seminar lingkungan hidup organisasiku sukses. Eksekutif nomor satu pemerintah mau datang dan pasang badan jawabi pertanyaan klasik dari para aktivis lingkungan. Kehadirannya diekori pewarta cetak yang tersebar ke seluruh negeri. Lima bibit pohon tertanam dengan foto penanaman terpasang di halaman-halaman depan portal online pun cetak. 

Gurat jingga tipis sisakan senja yang hening. Tiga rakaat maghrib belum ucapkan salam penutup. Namun, di satu tanah lapang terdekat dari sekretariat, lingkaran dari belasan tubuh bertelanjang dada sudah edarkan gelas-gelas kecil. Bukan sesapan pertama. Ruang seminar sudah kembali lapang seperti sebelumnya. Kawan-kawan yang lelah masih anggap air dewa penangguh letih terbaik. Badan yang lelah plus otak terkuasai alkohol, akan berikan tidur tanpa mimpi. Mbilung satu dari belasan tubuh bertelanjang dada.

'Kamu bilang akan antar jemput aku di seminggu ini. Aku pulang sendiri saja bagaimana? Masih tak perlu kunci kan untuk hidupkan motormu?' Beberapa kali miskol dan satu sms panjang. Dari jauh, Mbilung tampak tertunduk. Yes! Ia masih bawa HPnya di lingkaran itu.

Lakukan gerakan minta maaf, Mbilung tampak beranjak. Protes keras dari kawan-kawan lintas kampus dibalasnya dengan kembali tangkupkan dua tangan di dada. Mbilung hampiriku dengan tubuh oleng.

"Sori Jan! Aku ingat janjiku. Tapi, kamu yang di depan ya. Aku nggak mau badanmu lecet cuma gegara kita nyangsrang masuk got..."

"Ih, mulutmu bau Mblung! Minum apa sih?"

"Halah Jan! Pake nanya juga. Motornya mana sih?" Lucu lihat Mbilung yang teduhi sepasang matanya, jelalatan pastikan posisi motornya terparkir.

"Udah malam woi! Tutupi mata begitu, makin gak ngliat apa-apa lagi lah!" Kekehku berebutan dengan kalimat yang kuucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun