Mohon tunggu...
Mustafa Ismail
Mustafa Ismail Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan pegiat kebudayaan

Penulis, editor, pegiat kebudayaan dan pemangku blog: ruangmi.my.id | X & IG @moesismail

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Romantika Festival Sastra Bengkulu yang Kini Layu

1 Oktober 2024   07:07 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membuka FSB 2019. (Foto: Panitia FSB)

Saya juga salah satu inisiator sekaligus Sekretaris Kongres Peradaban Aceh (KPA) 2015. Adapun ketuanya DR Ahmad Farhan Hamid, wakil ketua MPR RI priode 2009-2014. Kongres itu diadakan dalam beberapa rangkaian kegiatan, hampir setahun penuh, mulai dari Jakarta hingga di Banda Aceh.

Adapun acara utamanya di kampus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, pada Desember 2015. Acara itu dibuka oleh Mendikbud kala itu, Anies Baswedan. Setelah itu diteruskan dengan sosialisasi hasilnya ke seluruh Aceh. Kami pun berkeliling Aceh pada awal 2016.

Belum lama ini, pada Kongres Peradaban Aceh (KPA) 2024 di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh pada Mei lalu, saya masih mendapat kepercayaan sebagai salah satu panitia pengarah (SC) bersama DR Ahmad Farhan Hamid, Prof DR Wildan (Rektor ISBI), Prof DR Mohd Harun, Prof DR Kamal Bustamam Ahmad, sastrawan Fikar W. Eda, dan wartawan senior Yarmen Dinamika. Kami bertugas merancang konsep Konggres Peradaban Aceh 2024.

Tapi suasananya berbeda. Selain pada acara-acara tersebut semua saling menghargai, Bengkulu adalah kampung orang. Bukan Aceh,  kampung saya sendiri. Bahkan, ada seniman Bengkulu yang sampai menuding-nuding saya lewat orang lain: "Siapa sih Mustafa Ismail itu, berani-beraninya di kampung kita. Orang Aceh ngapain ngurus sastra Bengkulu." Itu terjadi ketika FSB 2018. Bahkan pada saat itu merasa terancam demi melancarkan FSB.

Masih banyak cerita lain. Saya kira semua harus dituliskan pada waktunya agar menjadi ruang renung dan pembelajaran bagi yang lain. Mudah-mudahan kapan-kapan sempat saya tuliskan lebih rinci. Itu tak lain sebagai catatan sekaligus ruang bercermin dan refleksi, terutama bagi saya sendiri. Syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain. Sejarah akan menjadi dongeng jika tidak dituliskan. Sebab, manusia mudah lupa bahkan melupakan.

Satu hal lain patut direnungkan dari kerja-kerja bersama ini: kita tidak mungkin melakukan sebuah kerja penting tanpa keterlibatan dan dukungan orang lain. Bahkan, musuh-musuh kita pun termasuk orang yang mendukung kita dengan cara lain. Adanya musuh bikin kita berjuang lebih keras untuk mengatasinya.

Maka hargailah jerih payah orang lain. Apresiasilah. Berterima-kasihlah kepada orang-orang yang telah mendukung kita, bahkan kepada musuh-musuh kita.

DEPOK, 27 September 2024

MUSTAFA ISMAIL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun