“Luar biasa memang kawan-kawan kita. Aku senang mendengarnya. Mereka menjadi orang sukses.”
“Ya, mereka menjadi orang sukses. Tetapi rakyat di sekeliling mereka menderita.”
“Maksudmu?”
“Ah, kau kayak tak tahu saja.”
“Ali bagaimana kabarnya?” Ali yang kumaksud adalah teman sekelas kami dulu di SMP.
“Dia membantuku mengabdi pada masyarakat. Dia kerap tinggal bersama pengungsi untuk mengurus keperluan mereka di pengungsian.”
“Sekarang dia di kampung?”
Suman tidak menjawab. Ia diam dan menerawang. Lalu matanya berkedap-kedip dan ia menggigit bibir.
“Ada apa?” tanyaku.
“Ali.”
“Kenapa Ali?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!