Mohon tunggu...
Mustafa Ismail
Mustafa Ismail Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan pegiat kebudayaan

Penulis, editor, pegiat kebudayaan dan pemangku blog: musismail.com | twitter: @musismail dan IG @moesismail

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki yang Ditelan Gerimis

9 Agustus 2012   16:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dia mati tertembak sebulan lalu.”

“Tertembak?”

Aku terdiam mendengarnya. Tak bertanya lagi mengapa Ali tertembak. Tidak ada yang perlu dipertanyakan. Aku tahu benar Ali. Dia orangnya alim dan pendiam, juga tidak banyak ini-itu. Dia lurus-lurus saja. Ali orang baik. Mengapa ia harus mati di ujung senjata?

“Hidup memang begitu rahasia. Hanya Tuhan yang tahu hidup dan kematian seseorang,” kataku.

“Tetapi di Aceh berbeda. Hidup dan kematian juga ditentukan oleh orang-orang yang punya kuasa dan senjata.”

Aku tidak menanggapi. Diam. Lama kami terdiam. Sunyi.

“Apa kabar kampung kita?” tanyaku kemudian.

“Aku sudah dua bulan tidak pulang kampung.”

“Mengapa?”

“Tidak bisa pulang. Kau sendiri belum sampai ke kampung?”

“Belum. Aku baru tiba tadi siang dari Jakarta. Malam ini aku ingin menikmati Kota Banda Aceh dulu. Ingin nostalgia. Besok aku baru pulang?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun