Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saatnya Teguh Menerapkan "Sikap Bodo Amat" ala Mark Manson di Tengah Bencana Pandemi Global

25 Juni 2020   11:55 Diperbarui: 25 Juni 2020   11:51 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mark Manson dengan buku fenomenalnya, sumber: pixabay.com/diedit pribadi

Saya jadi ingat ketika membeli jaket baru karena tergiur diskon padahal empat jaket saya yang lainnya juga jarang saya pakai (efek banyak ikut organisasi jadi selalu membeli jaket berlogo organisasi). Ya iyalah, Jakarta panas jadi buat apa memiliki jaket lebih?

Pasti sebagian dari kita pernah mengalami hal serupa. Saya jadi ingat pesan dari salah satu dosen yang luar biasa hebatnya. Beliau selalu mengatakan pada mahasiswanya untuk selalu mendahulukan kebutuhan.

"Jika membeli sesuatu maka belilah yang dibutuhkan bukan yang diinginkan karena keinginan manusia itu tidak ada batasnya sementara kebutuhan pasti ada batasnya," begitu kata-kata dosen saya padahal beliau ini kaya, iya kaya hatinya.

Ketiga, kalau semua manusia akhirnya akan mati, kenapa kita hanya memikirkan diri sendiri?

Dari sekian banyak motivasi dan analogi kerennya, Mark Manson mengakhiri bab dalam bukunya itu dengan kata ....and then You die.

Kalimat yang singkat tapi sangat menyentuh sampai relung hati. Kita seringkali melupakan kematian yang merupakan sebuah keniscayaan bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Hanya saja kita tidak akan pernah tahu kapan dan di mana persisnya .

Karena keterbatasan ketidaktahuan itulah, kita harus menabung amal kebaikan sebanyak mungkin untuk bekal persiapan kematian kelak. Apakah kita akan dikenang sebagai manusia biasa saja atau akan dikenal sebagai manusia yang bermanfaat bagi sesama?

Jika gajah meninggalkan gading, maka apakah kita hanya akan meninggalkan ukiran nama di batu nisan saja? Kalau kita tidak bisa meninggalkan harta yang banyak, setidaknya kita meninggalkan jejak yang baik bagi sekitar lingkungan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun