"Semoga bisa membantu mengurangi rasa dinginnya," kata Mike membisik.
Kamu membuatku benar-benar jatuh cinta padamu, Mike.
Mega hanya tersenyum malu. Wajahnya memerah. Jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, hari ini ada seorang lelaki memeluknya, dan ia tak ragu-ragu lagi dengan apa yang ia rasakan. Ia benar-benar telah jatuh cinta.
"Terima kasih, Mike," jawab Mega pelan, lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Mike. Kini giliran Mike yang gugup, gemetaran.
Tak hanya Mega, ini juga kali pertamanya memeluk dan membiarkan seorang gadis menyenderkan kepala pada bahunya. Bahkan Laura pun belum pernah melakukannya.
Mike memejamkan matanya, berusaha menahan hasrat dalam dirinya. Aku tak boleh jatuh cinta pada Mega, gumamnya.
"Hujannya lama ya," kata Mega sambil mendongakkan kepalanya sejenak melirik ke arah Mike dan mendapati Mike yang sedang memejamkan matanya.
Mega tersenyum menatap Mike. Tentu saja Mike tak menyadarinya.
"Ahh, hujan memang tak selalu meninggalkan genangan tetapi juga menghadirkan kenangan," Mike menggerutu kecil sambil menyalakan sepeda motornya. Kenangan waktu hujan kala itu kembali dalam ingatannya.
Apapun yang terjadi ia harus pulang saat ini juga - mengecas handphone Mega - Â mencari kontak keluarganya di kampung dan menghubungi mereka mencari tahu apakah Mega sudah tiba disana atau belum.
Waktu kira-kira jam 11.00 WIB. Mike melaju bersama sepeda motornya melawan dingin yang hebat. Ia tak peduli ia akan sakit setelahnya. Yang ia pedulikan saat ini hanyalah memastikan Mega sudah tiba disana ataukah masih dalam perjalanan.