“ Iya pak Neri ingat. Namun,pada saat itu Neri menemukan sepasang sepatu putih saat sedang dalam perjalanan pulang sekolah.”
“ Maafkan bapa yah Neri bapa belum bisa membelikanmu sepatu baru untukmu.”
Walaupun begitu Neri tetap melanjutkan bersekolah tanpa menggunakan sepatu. Ia memang merasa walaupun menggunakan sandal ia tetap seperti menggunakan sepatu putih yang pernah ditemuinya dulu yang membuat ia selalu semangat. Benar saja saat disekolah Neri menanyakan perihal sepatu pernah dipakainya dulu namun tak seorang teman pun melihat Neri menggunakannya melainkan hanya melihat sandal jepit yang selalu ia gunakan untuk bersekolah.
Neri berpikir mungkin dia selalu memikirkan dan sangat menginginkan sepasang sepatu baru sampai akhirnya ia bersugesti danberimajinasi dengan beranggapan bahwa sandal jepit ini berubah menjadi sepatu putih nan bersih dengan tujuan agar sepatu itu selalu memotivasinya untuk selalu rajin dan semangat dalam hal mengejar cita-cita dan impiannya dimasa depan.
Dipagi hari selanjutnya Neri tidak sengaja melihat bawah kasur. Ia hanya berniat iseng dengan harapan semoga saja sepatu itu kembali dan memang benar adanya . alangkah terkejutnya Neri melihat sepatu yang sama percis seperti sepatu yang pernah ia temukan sebelumnya namun ini bukan imajinasi. Ia langsung memperlihatkannya kepada kedua orang tuanya untuk membuktikan bahwa sepatu ini dapat dilihat oleh kedua orangnya dan bukanlah sebuah khayalan atau imajinasi.
Sebuah pepatah pernah mengatakan “ jika kau berfikiran negatif maka hal negatif akan menghampirimu cepat atau lambat. Namun sebaliknya, jika kau selalu berpikiran positif atau baik maka kebaikan akan datang padamu secara sadar maupun tidak sadar.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H