Mohon tunggu...
Musabbih Najil Hakim
Musabbih Najil Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - sehat

maju terus pantang mundur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepasang Alas Kaki

6 Februari 2021   23:07 Diperbarui: 7 Februari 2021   05:34 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua pekan sudah Neri bersekolah menggunkan sandal jepit dan dua pekan sudah juga Neri menerima cacian dari teman-temannya. Namun, karena mungkin sudah terbiasa ia lama-kelamaan tidak terlalu menggubris perkataan-perkataan buruk yang dilontarkan teman-temannya itu. Walaupun Neri merupakan seorang anak yang kurang mampu namun Ardi tidak pernah merasa sekalipun malu berteman dengan Neri bahkan ia selalu bermain ataupun pergi belajar bersama kerumah Neri. Neri dan Ardi merupakan dua orang murid kelas 6 yang sangat berprestasi disekolah.

Pada suatu hari sepulang sekolah Neri berjalan melewati sebuah jembatan kayu. Disebrang jembatan itu terlihat sepasang sepatu putih diantara rimbunnya semak belukar dibawah rimbunnya pepohonan.  Neri yang senang karena ia berpikir akhirnya ia bisa menggunakan sepatu kembali untuk pergi kesekolah langsung berlari mendekati sepatu itu. Saat sudah didepan sepatu itu Neri senang walaupun sepatu itu tidak terlalu bagus namun ia tetap senang dan benar saja saat ia mencobanya ukuran sepatunya pas dengan ukuran kakinya.

Tidak pikir panjang Neri membawa sepatu itu namun ditengah perjalanan pulangnya ia menemukan sebuah gerobak yang agak sudah rapuh termakan zaman ditengah ruas jalan setapak yang ia lalui  dan ia berfikir siapa yang menyimpannya ditengah jalan seperti begini.

“grssrkkk….grsssk”

Seorang kakek tua muncul dari balik semak ia terlihat kebingungan dan seperti sedang memikirkan suatu hal.

“ kenapa kek ada yang bisa saya bantu?”

“nah ini yang sedang kakek cari dari tadi”

Sepatu itupun diambil oleh kakek pembawa gerobak tersebut namun saat sang kakek melihat wajah Neri kakek tersebut memberikan kembali sepatu itu dan langsung menunjuk kejalan dimana itu adalah jalan menuju rumah Neri.

“kakek menunjuk apa?”.

Namun saat  Neri menengokkan pandangan kembali kearah kakek itu, kakek itu pun sudah hilang entah kemana bersama gerobak rapuh yang sepertinya kakek itu bawa.

Neri pun pulang sambil menjinjing sepatu yang ia temukan diperjalanan tadi. Ia bingung siapa kakek itu dan bagaimana sepatu ini apakah sepatu ini milik kakek itu dan kemana perginya kakek itu,kenapa menghilang secepat itu. Itu adalah kalimat-kalimat pertanyaan yang terus menerus dilontarkan didalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun