Mohon tunggu...
Musyaffa M Sos
Musyaffa M Sos Mohon Tunggu... Dosen - When we should change, there is chance

We never die, couse always think and show writting....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ekspedisi Bantuan Sosial pada Suku Terasing di Jambi

5 Agustus 2018   22:49 Diperbarui: 7 Agustus 2018   15:07 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan antara Pendamping Sosial dan Penerima Bantuan dari SAD//dokpri

SDN 232/IX Kelas Jauh Sungai Jerat//dokpri
SDN 232/IX Kelas Jauh Sungai Jerat//dokpri
Salah seorang pioner pengajar di sekolah tersebut, Hermina menuturkan, bahwa sekolah tersebut didirikan pada 29 April 2013 dengan sembilan siswa dan satu guru.

Namun, setahun berlalu, ada penambahan pengajar, Elsi seorang guru Matematika berdarah Batak. Kondisi ini bersamaan dengan bertambahnya siswa hingga berkisar 20 orang. Dan setiap tahunnya mengalami peningkatan hingga puluhan siswa, dengan bertambah lagi tanaga pengajar pria bersarjana bernama Hari.

Ibu Hermina tidak hanya sekedar seorang perantau dari tanah Jawa, ia merupakan seorang guru penuh rendah hati, dan berbesar hati mengorbankan segalanya untuk pendidikan di area tersebut.

Tidaklah mudah perjalanannya. Ia harus awali dengan penuh derita, keterbatasannya diawal waktu ditandai dengan kondisi kehamilan putrinya, yang harus rela berjalan kaki, karena saat itu, ia belum memiliki sepeda motor.

Kondisi memprihatinkan juga dirasakan dengan kondisi ekonomi apa adanya, dengan jumlah honor yang diperoleh sebesar 300 ribu rupiah dari komite sekolah.

Namun, kondisi kesejateraan terus mengalami peningkatan, hingga saat ini ia pun memperoleh honorarium yang lebih baik dari Dinas Pendidikan Kab. Muaro Jambi. Meskipun, mereka dapatkan secara bertahap.

Foto Bersama Ibu Hermina dan Ibu Elsi beserta Komite Sekolah, sesaat setelah pendamping melakukan verifikasi pendidikan/dokpri
Foto Bersama Ibu Hermina dan Ibu Elsi beserta Komite Sekolah, sesaat setelah pendamping melakukan verifikasi pendidikan/dokpri
Kembali kepada kondisi Ari. Umumnya, di usianya mestinya sudah memasuki pendidikan menengah pertama. Namun, kondisi jauhnya tempat tinggal dengan sekolah menjadi faktor, belum lagi saat musim hujan tiba, lantas ia pun tak dapat menyeberang derasnya banjir akibat luapan sungai Lalang. Teramat jauh dan menantang, penulis rasakan saat mencoba menempuh perjalanan dari rumah Ari ke sekolah di mana ia belajar menggapai cita-citanya. Seorang anak yang berdarah Wong Kito dari garis bapak, dan konon kakeknya seorang Polisi, telah mengilhaminya meraih cita-cita menjadi seorang polisi dikemudian hari. Semoga cita-citanya tercapai ya Nak. Aamiin

Pasrahnya "Bidan Desa"

Perjalanan dari kawasan Sei Jerat kami lanjutkan hingga ke daerah lainnya. Dusun Tanjung Mandiri dan Mandiri Alam Sakti tampaknya lebih maju dari daerah lainnya di kawasan ini. Tujuan utamanya, penulis akan berkoordinasi dan memverifikasi kesehatan dengan bidan desa, Hermanita, Am. Keb. 

Sasaran utamanya adalah, penulis berupaya mencari info terkait bagaimana komunitas suku terasing SAD berpartisipasi aktif pada dunia kesehatan dan kegiatan bulanan rutin di posyandu. Hermanita menuturkan, bahwa tingkat partisipasi mereka masih rendah.

Menurutnya, hal tersebut dibuktikan dengan ketidak aktifan mereka pada posyandu di wilayah terdekat komunitas SAD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun