Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Khamar, Najiskah?

22 Maret 2016   16:41 Diperbarui: 22 Maret 2016   17:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.      Madzhab Asy-Syafi’iyyah

An-Nawawi (w. 676 H) dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhu Al-Muhadzab berkata :

الخمر نجسة عندنا

“Menurut madzhab kami, Khamar itu najis”.[5]

As-Syarbini (w. 977 H) dalam kitabMughni Almuhtaj ila ma’rifati ma’ani alfadz al-minhaj berkata :

أمّا الخمر فلقوله تعالى: {إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلامُ رِجْسٌ} [المائدة: 90] والرّجس في عرف الشّرع هو النّجس

“Adapun khamar, hal itu berdasarkan firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala dan mengundi nasib adalahrijsun (QS. Al-Maidah : 90), danar-rijsu secara istilah syar’i berarti najis”.[6]

4.      Madzhab Al-Hanabilah

Ibnu Qudamah (w. 620 H) dalam kitabnya yang berjudul Al-mughni, secara tidak langsung mengatakan bahwa khamar itu benda najis. Dimana beliau berkata :

فصل كان في الإناء خمر أو شبهه من النجاسات التي يتشرّبها الإناء

 “Pasal, jika didalam bejana terdapat khamar atau benda najis sejenisnya yang meresap ke bejana tersebut”.[7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun