Dua hal yang setiap hari mengahantui M. Rasa cinta kepada Sarah dan Sertifikat milik orang tuanya.
Hal itu memaksa M memeras keringat di atas mobil Dam truk mengantar pesanan pasir di tiap pelanggan. Sediki demi sedikit di kumpulkan M untuk melunasi tunggakan di Bank.
Sore itu, M mencoba mengais rezeki dengan berprofesi sebagai tukang ojeg. Tak di sengaja M yang baru saja mengantar penumpang lalu kemudian menuju ke pelabuhan. Di pelabuhan, M lantas menanti kapal yang akan berlabu di pelabuhan. Tak di sangka, kapal yang berlabu di naiki M dengan tujuan mencari penumpang. Tiba-tiba M di kagetkan dengan sosok wanita yang pernah di kenalnya. Wanita itu tersipu malu dengan alis yang telah di hias.Â
M lantas berlari menuruni anak tangga kapal. M tak kuasa melihat perempuan yang pernah mengahancurkanya. Sarah pun menangis melihat M.Â
Dalam hati M berkata. "Begini lah nasib penjual kasur. Kehidupan Sarah dan kasur yang duka Jual memang tak sepadan. Tapi daku dan kasurku adalah dua hal yang tak bisa di pisahkan" kata M dalam hati.
"Memang nasib. Cinta memang tak selembut Kasur Kapuk" Ujar M.
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H