Mohon tunggu...
Mursal Bahtiar
Mursal Bahtiar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hamba Allah

Orang Timur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Selembut Kasur Kapuk

14 Januari 2023   20:59 Diperbarui: 14 Januari 2023   21:17 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Riman La Maulia

"Tak apa-apa, kamu tentunya lelah" jawab si wanita. "Maaf, namamu siapa? Tanya M. "Namaku Sarah" Jawab wanita si pemberi air.

Sejak perkenalannya dengan Sarah, saat itupun M tak lagi berkonsentrasi menjual kasurnya. M selalu di hantui paras Sarah yang begitu mempesona.

Lambat lain waktu berjalan M berupaya untuk nyatakan cintanya kepada Sarah. 

"Bolehkah saya menanyakan sesuatu kepadamu" tanya M kepada Sarah yang di jumpai di teras rumahnya. "Apa itu? jawab Sarah. "Apakah kamu berfikir sama dengan apa yang aku pikirkan? tanya M kembali. Perlahan, Sarah tersipu malu dan tersenyum. Nampaknya Sarah mengerti apa yang barusan di tanyakan M. Dengan tenang Sarah menjawab, "Saya tau apa yang ada di kepalamu, itu juga ada di kepala dan hatiku. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Dan baiklah! kita akan menjalani hubungan ini" jawab Sarah hingga membuat M terdiam malu.

M sebelumnya telah melakukan pendekatan kepada Sarah dengan terus datang bertamu di rumah Sarah.

Terbuai dengan jawaban yang di lontarkan Sarah M lantas mabuk cinta. Hari itu M merasakan kebahagiaan yang amat mendalam. Rasanya seperti menjual kasur yang lakunya mencapai seribu kasur per hari. Hmmmm! Riman bercanda dan tertawa dalam tulisannya.

Cinta keduanya berjalan ibarat kisah cinta dalam film telenovela. Meski mendapat respon tak baik dari ibu Sarah, M tetap memperjuangkan cintanya. 

Begitu tinggi pengorbanan M untuk meluluhkan hati ibu Sarah. Sampai-sampai M rela menggadaikan sertifikat rumah milik orang tuanya demi membantu Sarah yang kepayahan dalam mengurusi hal keluarganya.

Namun, nasib sial menimpah M, ketika mendengar Sarah harus di kawinkan dengan pilihan orang tuanya. Hati M begitu hancur, berderai air matanya di sepanjang hari.

"Sungguh tak ku sangka kau berpaling tadah, cinta kita setakap di bibir saja" Tutur sedih M sambil berlinang air mata.

Dalam keadaan sedih dengan hati yang hancur, M makin bertambah hancur ketika menerima surat undangan perkawinan Sarah. Meski hancur M tetap bekerja keras untuk melunasi tagihan di Bank melunasi pinjaman atas sertifikat yang di gadaikanya bersama Sarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun