Mohon tunggu...
Murdiyanti
Murdiyanti Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan

NIM: 55521120028 - Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Perpajakan sebagai Seni/Mimesis

27 Mei 2022   01:22 Diperbarui: 27 Mei 2022   01:32 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaitannya dalam falsafah budaya jawa, serat wedhatama dapat dijadikan salah satu inspirasi dan pedoman dasar penghayatan yang bersifat universal. Serat yang artinya tulisan, wedha artinya pengetahuan, tama artinya baik, tinggi, luhur. Sehingga definisi dari serat wedhatama itu sendiri adalah sebuah karya sastra yang memuat pengetahuan atau ilmu untuk mencapai keluhuran hidup pada umat manusia. Serat Wedhatama ditulis berdasarkan olah spiritual bagi kalangan raja-raja Mataram, ditulis oleh Mangkunegara IV atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A) Mangkunegoro IV terlahir dengan nama Raden Mas Sudiro.

Beliau merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Harya Hadiwijaya I yang nomor 7 (atau nomor 3 yang laki-laki). Ia mendapatkan pendidikan dari kakeknya Mangkunegara II dan pada usia 15 tahun telah masuk dinas militer serta menjadi taruna infantri legiun Mangkunegoro. Karena kecakapannya dan memiliki bobot kepemimpinan yang tinggi ia memperoleh kepercayaan dan terpilih menjadi pembantu dekat oleh Mangkunegoro III. Kepribadiannya yang kuat, cita-citanya yang tinggi, wawasannya yang jauh, serta kewibawaan dalam beberapa bidang, kedalaman perasaannya dalam agama dan seni budaya, ia dinyatakan Amongraga. 

Pada serta wedhatama, terdapat  100 pupuh (bait, canto) tembang macapat, yang dibagi dalam 5 (lima) lagu, yaitu Pangkur, sinom, pocung, gambuh dan kinanthi. Isi serat wedhatama merupakan falsafah kehidupan, seperti ajaran hidup bertenggang rasa, bagaimana menganut agama secara bijak, menjadi manusia seutuhnya dan menjadi orang berwatak ksatria. Terdapat pula beberapa bagian yang dianggap sebagai kritik terhadap konsep pengajaran Islam yang ortodoks, yang mencerminkan pergulatan budaya Jawa dengan gerakan pemurnian Islam (gerakan wahabi) yang pada masa itu marak terjadi.

Serat wedhatawa contoh pupuh gambuh:

Pada 1

Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur

Dihin raga, cipta jiwa, rasa, kaki,

Ing kono lamun tinemu, Tandha nugrahing Manon

Artinya:

Kelak saya bertutur, Empat macam sembah supaya dilestarikan,

Antara lain sembah raga, cipta, jiwa, rasa, anakku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun