Mohon tunggu...
Siti Munawaroh
Siti Munawaroh Mohon Tunggu... Penulis - mau berjuang hari ini atau menangis nanti karena menyesal.

mahasiswa biasa yang bercita-cita luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjodohan di Bumi Modern

27 November 2020   10:51 Diperbarui: 27 November 2020   10:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fauzan sempat berkaca-kaca mengingat keluarga besarnya di Desa sana, Fauzan berpikiri bahwa mereka tak akan terima kalau Fauzan dihina.

Pak Hamzah : ayah tidak pernah mempermasalahkan harta, tahta dan kedudukannya, Ayah hanya melihat akhlak dan ilmu agamnya, dan ayah yakin nanti dia bisa merubahmu menjadi lebih baik lagi.

Ayra : tapi ayra gak mau yah, ini era modern tak zaman lagi perjodohan, aku bisa menentukan pilihanku sendiri, dan aku tau siapa yg terbaik untuk aku.

Fauzan : sebaiknya Bapak pertimbangkan lagi keinginan Bapak, apa yg dikatakan anak bapak itu benar siapa saya yg hanya seorang santri dan tak gaul ini.

Pak Hamzah : maafkan sikap Ayra nak Fauzan tapi ini sudah keputusan Bapak, dan tak bisa dirubah lagi.

Fauzan : saya sih legowo pak, tapi kasihan anak bapak yg nampaknya tertekan dg kehadirannya saya.

Pak Hamzah : sudahlah nak Fauzan kamu tak usah memikirkan Ayra, biar saya nanti yg mengurus dia dibelakang ( menemagkan)

Ayra : Yah,,,,,  ayo dong yah pertimbangkan lagi(memohon)

Pak Hamzah : gak bisa Ayra, apa kamu mau penyakit jantung Ayah kambuh karna kamu menolak permintaan ayah. Minggu depan kamu akan melangsungkan pernikahanmu dg Fauzan.

Ayra : Baiklah yah (beruhasa pasrah)

Ayra hanya bisa berkaca-kaca dan memendam egonya serta keras kepalanya demi Ayah yg dia sayangi, walau terkadang kerap kali dia tak satu jalan pemikiran dg Ayahnya tapi sebenarnya dia sangat sayang pada Ayahnya. Lambat laun Ayra mulai terketuk pintu hatinya dg kelembutan dan kesopann sikap Fauzan pada Ayra. Akhirnya ayra mulai menerima sosok Fauzan dengan hati senang. Mereka pun membina keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah  sembari meneruskan bisnis pak Hamzah. Semenjak itu Ayra mempelajri agama lebih dalam lagi kepada fauzan. Hingga dia menjadi wanita yang shalihah. Gaya berpakain yang sedikit berubah dengan jibab yang menutupi dada serta gamis panjang nan longgar yang senantiasa  menemani harinya. Paras cantinya pun terlihat semakin anggun dengan akhlak begitu lemah lembut layaknya seorang wanita muslimah sesungguhnya. Dia telah jauh dari sikap sombong, berfoya-foya, angkuh, manja bahkan pergaulan bebas seperti dulu lagi. Ayra begitu sangat menikmati menjadi seorang isteri berkat kelembutan dan ketenangan Fauzan yang mau membimbing dia hingga menjadi wanita sholihah seperti saat ini. Keluarga kecil mereka pun semakin terasa hangat tat kala mereka dikaruniai malaikat-malaikat kecil yang lucu-lucu. Fauzan semakin merasa sempurna karena telah memiliki isteri secantik dan se shalihah Ayra dan mampu memberikan keturunan selucu itu. Kebahagiaan pun terpancar dari wajah pak Hamzah yang memang mendambakan keluarga sehangat dan harmonis ini pada anaknya. Keluarga yang berbalut nuansa islami. Dia merasa sama sekali tak salah memilih Fauzan sebagai menantu untuk disandingkan bersama anak semata wayangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun