Dari spot ini nampak mulut kawah Bromo menganga di depan sana, ditopang gugusan tebing melingkar. Eksotis dalam keremangan pagi.
Gunung Batok lancip dengan lereng - lereng bergerigi bagai diukir, tegak di sebelah barat Bromo. Semeru tinggi menusuk langit, jauh di sebelah utara Bromo dan Batok.
Pagi itu amphiteater spot pucuk telah ramai. Grup - grup dan pasangan - pasangan wisatawan semangat dan antusias menunggu munculnya mentari mengawali hari.
Saat yang ditunggupun tiba. Semburat jingga dari balik perbukitan di timur mulai menggores langit mengawali munculnya mentari.
Pelan tapi pasti bulat keemasan itu methungul dari balik bukit. Bagai makhluk ajaib lingkaran emas itu naik, mengambang di angkasa. Mulai menerangi bumi.
Cahaya kuning jingga keemasan itu menimpa Bromo, menerpa Batok, menyorot Semeru. Lintasan warna dan suasana indah yang setiap hari terjadi. Wow.
Ratusan jepretan pun berpendar. Berbagai gaya dan aksi berlatar belakang sunrise mengabadi menghasilkan gambar dan momen tak terlupakan.
Tetap indah dan menawan, walaupun pagi ini tidak ada selendang putih yang mengapung mengelilingi Bromo. Seperti dalam foto - foto postcard.
Laut pasir Bromo, Pasir Berbisik dan Bukit Teletubis
Momen sunrise usai. Para pengunjung berhamburan dari setiap spot. Ada yang mampir di warung - warung. Kembali mencicip minuman hangat dan makanan ringan. Adapula yang langsung melanjutkan menuju destinasi wisata lainnya.
Berdelapan belas kami mampir di warung. Kulineran kecil, ngopi dan tentu saja guyonan serta ngobrol santai tanpa arah dan fokus. Tipikal pensiunan.
Dari warung, jeep melanjutkan perjalanan. Menuju lautan pasir Bromo.