Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bromo's Experience #2 Selesai

20 November 2024   21:39 Diperbarui: 20 November 2024   22:57 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa ratus meter sebelum kaki Bromo, Jeep berbelok ke kanan. Mulai menempuh jalur mendaki menuju puncak bukit penanjakan.

Jeep minggir sejenak dan driver kami Joni mulai mengubah mode putaran kendaraan. Dari 4 x 2, ke mode 4 x 4. Mobil lebih perkasa, ditambah tenaga dalam.

Pagi ini suasana jalur penanjakan telah hingar bingar. Dipenuhi laju jeep warna - warni dengan ban - ban besar. Lampu sorot berkelebatan.

Konon ada 7 spot sunrise watching di bukit penanjakan. Posisi bagus untuk melihat sang mentari muncul. Antara lain spot bukit Cinta, bukit Perahu dan yang lainnya. Spot tertinggi adalah Pucuk, tujuan konvoi kami pagi ini.

Menurut Joni populasi jeep yang bersertifikat di Bromo berkisar dua ribuan mobil. Yang pada saat week end dan musim liburan sekolah, 2000 jeep itu bisa keluar semua bersamaan. Diberdayakan menangguk cuan, membawa turis wisman dan wisnu ( wisatawan asing dan wisatawan Nusantara ).

Domisili jeep itu tidak hanya dari kawasan Tengger saja. Namun juga dari kota Malang, Probolinggo, Pasuruan dsb.

Bayangkan 2000 ribu jeep membanjiri satu kawasan pada dini hari. Betapa meriah.
Membuat kawasan bukit Penanjakan sepi pada siang dan sore hari. Dan meriah pada dini hari. Di penanjakan keramaian dimulai saat lewat tengah malam, life begins in the other side of midnight.

Juga pagi ini, hingar bingar ratusan jeep beriringan satu arah. Terseok - seok ditanjakan curam, berliku nan panjang. Jeep menggeram, tertatih - tatih. Mode offroad meloloskan diri dari perjuangan mendaki tanjakan.

Sepagi ini di kiri kanan jalan sudah terparkir jeep yang sudah sampai di spot tujuan. Parkiran sepanjang jalan itu hanya menyisakan ruas satu kendaraan untuk meneruskan perjalanan.

Warung - warung di sisi kiri jalan telah ramai pengunjung dari berbagai bangsa. Bule, Jepang, Korea, China dsb. Dan tentu saja paling banyak wisnu, wisatawan Nusantara.

Mereka bersantai, dengan pakaian tebal nongkrong duduk berimpitan di dingklik kayu panjang. Menikmati minuman jahe, kopi, bandrek, teh dengan camilan jagung bakar, pisang rebus, singkong goreng, dsb. Suasana yang langka dan berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun