Kami bersama nyletuk, boleh tahan lah.
Usai maksi, dari resto Tongging bus meliuk - liuk menyusuri pinggiran danau. Matahari semakin lengser ke barat.
Senja seolah turun terlalu cepat. Berusaha keras memicingkan mata yang mulai menggeliyut, ngantuk. Rugi kalau sampai melewatkan sineri senja danau Toba nan cantik ini.
Permukaan danau tenang itu keemasan memantulkan bulir - bulir bercak sandyakala. Memukau.
Sebentar lagi sang Mentari akan mengakhiri tugas hariannya, menerangi bumi.
Hampir mahrib, jembatan baru berpilar segi tiga warna merah penghubung daratan ke pulau Samosir itu nampak menjulang di kejauhan.
Teringat pelajaran Pengantar Ekonomi di masa awal kuliah hampir 50 tahun lalu. Bahwa infrastruktur dan suprastruktur itu merupakan kunci bagi kemajuan dan kesejahteraan Ekonomi. Bahkan disebutkan infrastruktur  sebagai energi pemungkin revolusi kesejahteraan.
Jembatan baru dengan pilar bercat merah itu adalah perwujudan nyata, sarana untuk menggerakan dinamika masyarakat di sini.
Langit mulai gelap, bus tiba di hotel tujuan. Hotel baru persis di pinggiran Toba. Kami akan menginap semalam di sini.
    *******
Hotel cantik ini memadukan gaya modern dengan fasad rumah tradisional Batak, meruncing.
Tampilan rapi dengan detil tak terlewatkan. Menunjukan Hotel ini dibangun dengan hati. Tidak dibangun hanya sekedar untuk keuntungan bisnis semata. Namun juga diperuntukan sebagai tempat tetirah nyaman, indah dan menyenangkan. Berkelas.