Panik merayapi, dalam hati bertanya - tanya. Whats wrong?
Kurang lebih setengah menit dalam ketegangan, terdiam di udara. Tak tahu apa yang mesti diperbuat. Mau berteriak minta tolong, malu. Hanya diam menunggu, dan komat kamit berdoa.
Tergantung di udara dalam hening. Akhirnya hentakan kecil berkedut - kedut. Dan talipun kembali bergerak naik. Pelan - pelan. Wah hati plong.
Lega luar biasa, setelah akhirnya kami berdua ditarik dari bibir tebing. Dan berdiri di tepian jurang Jomblang dengan kaki gemetar.Tanpa disadari mulut berbisik, Alhamdulillah.
Momen kritispun berlalu.
Leyeh - leyeh duduk di atas batu, pikiran menganalisis, kenapa tadi tali berhenti di tengah perjalanan?
Kemungkinan pertama, Â memang bobot kami berdua cukup berat. Sehingga 21 pria penarik tali yang di atas itu kelelahan. Tarikan tali dihentikan sejenak, menunggu bantuan datang.
Atau yang ke dua, memang ini bagian dari SOP. Bagian dari wisata petualangan di sini, untuk memicu ketegangan dan rasa khawatir setiap pengunjung. Cemas dan tegang menjadi bagian drama petualangan yang telah diskenariokan.
Setelah bertanya - tanya kepada peserta lain, saya menyimpulkan,
kemungkinan kedua itu yang terjadi.
Indikasinya, tadi saat di bawah sebelum naik, crew pengikat tali sengaja ngomong bahwa kami berat. Itu adegan pertama, pensugestian. Kemudian, saat di tengah udara, tali sengaja dihentikan. Itu adegan ke dua.
He he he, ya barangkali konsepnya seperti film horor. Menghibur dengan mengeksplore rasa takut.