Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan Sang Adipati

24 Desember 2021   22:46 Diperbarui: 24 Maret 2022   08:45 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kyai Qreda mendongak berdehem, kepalanya miring kesamping seolah menyimak bisikan tanpa bunyi. Lalu menggumam, keinginanmu tersangkut di ranting - ranting Sejarah mu. 

Juru gambar melongo, tak paham gegumam pak Kyai. Agak ngotot melanjutkan bertanya.

maksudnya gimana Kyai?

Kyai Q mlengeh cengengesan menyebalkan, menjawab ketus, Engkau ada karena engkau berpikir, coba pikir.

Tiba - tiba Kyai Qreda beranjak meninggalkan dua tamunya yang terbengong - bengong di dingklik. Tak peduli melangkah lebar ke padasan, Kyai Qreda mengambil air wudlu.

Adzan Mahrib berkumandang, terlantun sendu mengelusi langit jingga kali Pusur.

      *************
Meninggalkan rumah Kyai Q paman keponakan itu mangkel. Pergi tanpa pamit menyusuri pinggir kali menembus rimbun pepohonan.

Tersuruk - suruk berjalan di setapak gelap, juru gambar menggerundel kiri - kanan, atas - bawah, muka - belakang.

Dalam hatinya misuh - misuh. Gegetun waktunya terbuang percuma sore ini, bertemu Kyai sableng. Orang pinter apaan itu. Degleng, ora genah, sok filosofis. Kebodohannya ditutupi dengan ujaran yang tak jelas, keminter. Dari cerita dan sejarah para Kyai yang pernah ia dengar memang ... Sejarah? Tiba - tiba sebercak sinar menghantam nalarnya. Sejarah. Ya sejarah. Sejarah adalah kata yang tadi diucapkan pak Kyai penuh tekanan.

Juru gambar mengajak pamannya berhenti sejenak di pinggiran kali berpasir.

Duduk berdua diatas batu, dinaungi redup malam menjelang juru gambar mencoba kembali mengingat kata - kata pak Kyai.

keinginanmu tersangkut di ranting - ranting Sejarah mu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun