Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan yang Merenggut Keperawanan

16 September 2022   13:11 Diperbarui: 16 September 2022   13:13 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Loh, kamu juga udah ndak perawan to, Ci?"

"Mbakyunya yang anak rumahan saja, begitu. Apalagi Suci yang sobo dolan, sering montoran sono-sini sama lelaki."

"Gadis-gadis sekarang banyak yang sudah nggak perawan ternyata."

Beberapa kalimat serupa susul menyusul menghunjam hati Suci. Ucapan-ucapan nyinyir itu sontak mengalirkan darah kesedihan dan kemarahan yang tak mungkin bisa dilihat para penghujat.

"Sumpah! Aku masih perawan!" teriak Suci di antara tamu. "Dukunnya yang goblok, kok malah aku yang dituduh nggak perawan!"

Suci sempat menendang sapu lidi penangkal hujan ketika ditarik masuk ke rumah oleh ibunya.

"Hujan sialan!" teriak Suci lagi.

Mbah Wiroguno diam saja. Setidaknya karena gerakan komat-kamit bukan diartikan ia sedang bicara. Kali pertama kekuatan spiritualnya tidak mampu merayu alam semesta. Kali pertama sesaji di atap rumah tertutup celana dalam bekas pakai. Sesuatu yang tidak pernah ia perintahkan. Sungguh di luar dugaan.

Benar. Bisik-bisik tentang Nastiti yang telah berbadan dua sebelum nikah seketika mereda. Namun, bukan lantas membicarakan kemeriahan pesta. Sejak itu pergunjingan beralih topik, menganggap Suci tidak perawan lagi.

Bertahun-tahun kebencian Suci pada hujan kian menebal. Bagi perempuan lajang itu, hujan telah merenggut keperawanannya tanpa pernah satu kali pun ia berbuat zina. Sekuat hati ia menjaga diri dari jahanamnya nafsu lelaki, ternyata dihancurkan oleh deras air langit yang turun tiba-tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun