Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Sepotong Rindu dalam Setup Pisang

19 Maret 2022   18:54 Diperbarui: 22 Maret 2022   22:16 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pisang. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

"Ya, Nduk. Tidak ada tempat untuk perempuan lain, sesempurna apa pun mereka."

Mengalir kembali kisah yang aku sangat hafal di mana Bapak memberi jeda pada kata-katanya. Sama persis seperti mengalirnya kuah setup melewati kerongkongan. Perlahan, berhenti sejenak, mengalir lagi. Menebar kehangatan yang tak terganti.

Tujuh purnama lalu, Bapak masih mampu menangkup dan mengangkat mangkuk. Kemudian, menyeruput setup ketika yang tersisa hanya kuahnya saja. Di sela-sela sruputannya, beliau tak pernah lupa berbisik, "Ni, aku kangen kamu."

Kian hari kian lirih terdengar, tetapi mampu menghunjam kalbuku. Kerinduan Bapak pada Ibu semakin dalam. Mana mungkin aku tidak merasakannya juga.

Hari ini, jam lima sore, di teras yang sama. Porsi yang sama dalam mangkuk yang sama. Setup pisang telah tersedia tanpa ada yang meminta. Tidak ada Ibu sebab telah lama  berpulang. Empat puluh hari sudah, kursi roda Bapak kosong.

Delapan tahun, setiap hari aku membuat setup pisang, tanpa pernah menyantapnya. Aku tidak suka pisang. Hari ini pertama kali mencoba panganan kesukaan Bapak Ibu. Tidak sekadar menghidu.

Rasa yang entah. Akan tetapi, aku kadung mencintai aromanya. Harum kerinduan.

Sampai juga di suapan terakhir. Aku melihat Bapak dan Ibu melambai-lambaikan tangan di pintu pagar. Senyum mereka cerlang. Menatap hangat padaku yang masih bersimbah bening duka.

"Pak, Bu, Genduk kangen."

Tamat

Bekasi, 18 Maret 2022, 17.25 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun